"Satu bulan setelah operasi, dilakukan terapi untuk bicara, menelan, mengunyah dengan baik, pokoknya merangsang kemampuan oromotor si anak," kata Rita Rahmawati A.md. TW, S.Pd penanggung jawab speech therapist, klinik Sehati, Tim Celah Bibir dan Langit-langit Mulut.
Baca juga: Kejam! Berbibir Sumbing, Anak Afrika Dituduh Penyihir dan Dikucilkan
Menurut Rita, pasca anak dioperasi, orang yang ada di sekitarnya, terutama orang tua jangan diam saja. Tetapi, latih kemampuan saraf dan otot pada mulut anak misalnya dengan mengajak bicara dan memberinya minum.
"Memang saat itu ibaratnya saraf di mulut anak belum matang sehingga belum terbuka dan semuanya belum menyatu. Merasa pun belum bisa," kata Rita ditemui di Remboelan Resto, Plaza Senayan, Jakarta, Rabu (3/6/2015).
Terapi wicara, lanjut Rita, harus dilakukan supaya saraf dan oromotor anak dapat bergerak dan berfungsi dengan baik. Sehingga, diharapkan setelah operasi, kemampuan anak untuk bicara, menelan, mengunyah, dan juga berkomunikasi bisa dilakukan dengan baik.
Terapi wicara sendiri berguna untuk menghindari atropi pada otot langit-langit mulut. Meski sudah dioperasi tetapi tidak dilatih salah satunya melalui terapi wicara, dikatakan Rita otot langit-langit akan menciut dan tidak bergerak dengan baik.
(up/up)











































