Kepala pencegahan infeksi dari Asan Medical Center, Prof Sun Han Kim mengatakan bahwa sangat kecil kemungkinan MERS ditularkan melalui kontak di lingkungan sehari-hari. Seluruh kasus penularan yang tercatat di Korea Selatan terjadi di lingkungan nosokomial atau rumah sakit.
Di sisi lain, pemerintah setempat mengeluarkan kebijakan untuk menutup sementara ratusan sekolah untuk membatasi penularan. Langkah ini, sekalipun dimaksudkan sebagai pencegahan, oleh sebagian pihak dinilai turut menambah kepanikan di kalangan masyarakat.
Prof Kim punya pandangan tentang kebijakan kontroversial tersebut. Menurutnya, para ilmuwan harus jujur bahwa pada saat ini masih ada banyak hal yang tidak diketahui tentang virus korona penyebab MARS. Selama ini, diyakini selama seseorang belum mengalami gejala maka orang tersebut tidak mempunyai viral load atau jumlah virus yang cukup untuk menularkan pada orang lain.
"Saya tidak akan mengatakan tidak mungkin, tapi kemungkinannya sangat kecil," kata Prof Kim dalam sesi khusus tentang MERS di Korea Selatan, di sela World Conference of Science Journalist (WCSJ) 2015, di Gangnam, Selasa (9/6/2015).
Baca juga: Cegah MERS, Acara Musik di Korea Siap 'Usir' Fans yang Tak Pakai Masker
Sejauh ini, wabah MERS di Korea Selatan telah menewaskan 7 pasien. Lebih dari 90 orang positif tertular, sedangkan lebih dari 1.800 orang menjalani solasi di rumah maupun fasilitas milik pemerintah. Ratusan sekolah masih tutup dan sejumlah simposium di Gangnam dibatalkan.
Terkait karakteristik virus, seorang pakar virologi dari Institute Pasteur Korea meyakini belum terjadi mutasi dari virus yang ditemukan di Timur Tengah maupun negara lain. "Kalaupun bermutasi, tidak cukup signifikan untuk mengubah karakter virus," kata Dr Kee Jong Hong.
(up/vit)











































