Sam mengaku dirinya frustasi terutama setelah mengalami pelecehan seksual di usia 3 tahun. Puncaknya, di bulan Juli tahun lalu ia mengunci dirinya di garasi dan menyalakan sepeda motor agar dia bisa menghirup karbon monoksida. Enam jam kemudian, ibu Sam menemukan putranya sudah dalam keadaan tidak sadar diri.
"Sekarang saya sadar bahwa apa yang saya lakukan bukanlah penyelesaian dari masalah yang ada. Tapi sekarang, saya merasa lebih baik. Dengan tidak bisa berhenti tersenyum, ada hikmah yang bisa saya ambil, setidaknya saya bisa lebih mudah merasakan kebahagiaan. Meskipun kadang kala saya juga harus berjuang mengontrol emosi saya, misalnya agar tidak tertawa di situasi yang tidak tepat," tutur Sam.
Saat dirawat di Derriford Hospital’s Intensive Care Unit, dokter mengatakan peluang Sam untuk pulih dan bisa berjalan serta berbicara amat kecil karena hasil CT Scan menunjukkan tidak ada aktivitas di otak Sam. Sekitar 24 jam sebelum mesin pendukung hidupnya dimatikan, Sam mulai bernapas dan menggerakkan lengannya. Setelah 13 hari koma, Sam mulai sadar dan bisa berbicara dengan dokter.
Baca juga: Dokter Ini Kerap Salah Diagnosis Pasien, Diduga karena Cedera Otak
Selama masa pemulihan, Sam harus menjalani fisioterapi. Saat itulah, kakak Sam, Cara (26) membuat kampanye 'The Adventures of Thumb' di mana teman dan keluarga Sam mengambil foto mereka sedang tersenyum. Tujuannya, untuk mengembalikan semangat Sam. Saat Sam melihat foto itu, barulah diketahui bahwa dia tidak bisa berhenti tersenyum. Setelah diperiksa oleh dokter, diketahui bagian otak Sam yang bertugas mengatur emosi mengalami kerusakan.
"Bahkan ketika saya membicarakan hal-hal yang sedih saya tidak bisa berhenti tersenyum. Karena saking berusaha menahan senyum, kadang saya justru tertawa dan itu cukup mengganggu bagi orang yang tidak mengetahui kondisi saya," tutur Sam, dikutip dari news.com.au, dan ditulis pada Jumat (12/6/2015).
Menanggapi hal ini, Luke Griggs selaku juru bicara Headway, asosiasi cedera otak mengatakan cedera pada otak bisa berdampak signifikan pada kemampuan seseorang untuk mengendalikan emosi mereka. Sebab, setiap cedera otak dikatakan Griggs sangat unik dan amat sulit memprediksi bagaimana pengaruh cedera otak yang terjadi dengan perubahan kepribadian seseorang.
"Dukungan dari teman dan keluarga amat penting bagi mereka yang mengalami cedera otak. Sebab, cedera otak yang dialami seseorang bisa mengubah perilakunya yang berdampak pada hubungan orang tersebut dengan dunia di sekitarnya," kata Griggs. Saat ini, keluarga Sam tengah mengumpulkan dana melalui situs justgiving.com untuk membeli iPad yang akan diberikan pada pasien cedera otak agar mereka bisa berkomunikasi dengan orang dicintainya.
Baca juga: Kasus Mendadak Jago Bahasa Asing Saat Bangun dari Koma, Ini Penjelasan Ahli
(rdn/vta)











































