Bupati Kabupaten Dairi, Johny Aritonang, mengatakan bahwa meski terletak jauh dari ibukota provinsi, Kecamatan Siempat Nempu Hulu mampu menghilangkan kebiasaan BAB sembarangan. Hebatnya lagi, penyediaan jamban seluruhnya dilakukan oleh masyarakat tanpa bantuan pemerintah.
"Pencanangan bebas BAB sembarangan sudah kita mulai sejak 2012 dan sejak tahun 2014 sudah dimulai dengan swadaya masyarakat. Dan tahun 2015 akhirnya target 100 persen bebas BAB sembarangan sudah terpenuhi," tutur Johny, dalam Deklarasi Bebas BAB Sembarangan di desa Silumboyah, Kecamatan Siempat Nempu Hulu, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, Minggu (14/6/2015).
‎Dari 12 desa dan 4.437 kepala keluarga di kecamatan ini, seluruhnya mempunyai jamban di rumah masing-masing. 63 Persen merupakan jamban semi permanen, dan sisa 37 persennya memiliki jamban permanen.
Baca juga: Ini Alasannya Hasrat BAB Muncul Setelah Minum Kopi
Ia menambahkan bahwa berdasarkan data, sanitasi yang buruk menyebabkan kematian bagi 1 juta anak-anak tiap tahunnya. Sementara data Kabupaten Dairi menyebut bahwa ada 400 kasus kematian akibat BAB sembarangan tiap tahun.
"Karena itu jika dirata-rata, ada 20 anak-anak kita meninggal karena BAB sembarangan tiap tahun. Ada yang kena diare, disentri dan penyakit-penyakit lainnya," ungkapnya lagi.
Oleh karena itu ia berharap dengan terbebasnya Kecamatan Siempat Nempu Hulu dari BAB sembarangan dapat menjadi contoh bagi kecamatan-kecamatan lain di Kabupaten Dairi. Sehingga, target Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang ditargetkan selesai pada tahun 2019 dapat dilaksanakan.
"Jika dahulu orang tua kita, kakek nenek kita biasa buang air di kebun atau di bawah pohon, kini tidak ada lagi. Semoga apa yang dicapai kecamatan Siempat Nempu Hulu dapat diikuti oleh kecamatan lainnya dan Kabupaten Dairi bisa bebas BAB sembarangan 100 persen," pungkasnya.
Baca juga: Kata Ilmuwan Jerman, BAB Jongkok Lebih Sehat
(rsm/vit)











































