Ketua Divisi Infeksi Departemen Kesehatan FKUI dr Mulya Rahma Karyanti, SpA(K), mengatakan biasanya orang tua suka kecolongan dalam hal ini. Pada hari ketiga gejala demam tinggi DBD bisa turun namun penyakit sebetulnya masih mengancam tubuh.
"Demamnya sih turun tapi kebocoran pembuluh darahnya itu yang bikin penyakit ini jadi berat terus ada. Ini virus yang bisa bikin kematian mendadak," kata dr Karyanti ketika ditemui detikHealth dalam rangka ASEAN Dengue Days di Balai Kota DKI Jakarta, pada Senin (15/6/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Orang tua terutama bisa lengah karena anak sudah tak lagi sakit dan bisa beraktivitas sehingga tak jarang mungkin keesokan harinya sudah masuk sekolah kembali.
Sementara itu kebocoran pembuluh darah dikatakan dr Karyanti membuat cairan dalam tubuh semakin sedikit. Bila dibiarkan akhirnya pembuluh darah akan kolaps karena kekurangan cairan untuk mengalirkan darah.
"Sering orang tua gitu ditanya gimana anaknya dijawab 'oh udah turun, udah bisa tidur'. Setelah dicek ternyata dia tidur karena lemas dehidrasi. Nadinya sudah enggak keraba dan tensinya enggak keukur karena aliran darahnya sudah berkurang, keluar dari pembuluh darah," papar dr Karyanti.
Baik anak-anak maupun orang dewasa salah satu perawatan yang baik untuk penyakit DBD adalah menjaga agar cairan tubuh tetap stabil. Selama seminggu sejak gejala demam muncul perhatikan frekuensi kencing dengan patokan jangan sampai lebih dari 12 jam sekali.
"Anak bisa dibuatkan jus yang dia suka atau kalau mau yang bagus minum cairan elektrolit supaya tetap terhidrasi. Biasanya kalau cairan tubuh normal itu 3 sampai 4 jam kita bisa berkemih," pungkas dr Karyanti.
Baca juga: Ini Cara Melihat Tanda Awal Demam Berdarah (fds/up)











































