Perguruan Tinggi Ini Kembangkan Obat Anti-Malaria Baru

Dundee - Peneliti di Universitas Dundee telah menemukan senyawa yang dapat mengobati malaria, melindungi orang-orang dari penyakit, dan mencegah penyebarannya hanya dengan satu dosis saja. Senyawa yang bernama DDD107498 tersebut dapat melawan parasit yang kebal dari obat sebelumnya.

dr Kevin Read, pemimpin penelitian ini, mengatakan bahwa obat baru 'sangat dibutuhkan' sejak munculnya keprihatinan mengenai malaria yang menjadi kebal terhadap pengobatan sebelumnnya. Hal ini telah terjadi di perbatasan Myanmar dan India. Ilmuwan mengatakan bahwa obat baru ini dapat bekerja dengan baik melawan parasit resisten tersebut.

"Resistensi terhadap obat anti-malaria kini menjadi ancaman nyata. Senyawa yang telah kami temukan bekerja dengan cara yang berbeda dari obat anti-malaria lainnya di pasar ataupun pengembangan klinis. Ini berarti bahwa senyawa ini memiliki potensi besar untuk melawan parasit yang kebal tersebut. Senyawa menargetkan bagian 'mesin' yang membuat protein dalam parasit penyebab malaria," ujar Kevin, seperti dikutip dari BBC News pada Jumat (19/6/2015).

Senyawa DDD107498 dikembangkan oleh Drug Recovery Unit (DDU) dan Medicine for Malaria Venture (MMV) Universitas Dundee. Perguruan tinggi tersebut telah bekerja dengan MMV sejak 2009 untuk mengidentifikasi pengobatan baru untuk penyakit. Proyek dimulai dengan menguji sekitar 4.700 koleksi senyawa di DDU untuk melihat jika ada yang bisa membunuh parasit malaria.

Baca juga: Bajak Darah Muda, Peneliti Ungkap Rahasia Parasit Malaria Kebal

Kimiawi yang tersedia tersebut menjadi awal untuk senyawa baru yang dioptimalkan melalui siklus perencanaan, persiapan, dan pengujian. Senyawa DDD107498 kini tengah diuji keselamatannya melalui MMV dengan visi untuk memasuki percobaan klinis pada manusia di tahun depan.

dr David Reddy, CEO MMV menambahkan bahwa malaria kembali mengancam hampir setengah populasi dunia. "DDD107498 adalah senyawa yang tidak hanya mengobati tetapi juga melindungi populasi yang rentan," imbuh David.

Prof Ian Gilbert dari DDU yang memimpin tim untuk menemukan senyawa juga mengatakan bahwa ia sangat gembira dengan perkembangan yang ada. "Publikasi mengungkapkan bahwa DDD107498 memiliki potensi untuk mengobati malaria dengan dosis tunggal, mencegah penyebaran malaria dari orang yang terinfeksi, dan melindungi seseorang dari pengembangan penyakit," ucap Ian.

World Health Organisation (WHO) melaporkan 200 kasus klinis malaria di 2013, dengan 584.000 orang meninggal yang kebanyakan dari mereka adalah ibu hamil atau anak di bahwa lima tahun.

Baca juga: Perumahan Modern Dapat Pangkas Risiko Penularan Malaria hingga 65 Persen

(ajg/up)