Dimulai dari sekitar awal tahun 2000, virus SARS muncul menjadi wabah dan kekhawatiran dunia. Kemudian virus H5N1 yang dikenal dengan flu burung juga muncul memicu pemusnahan unggas massal. Tahun 2010 sampai 2015 Ebola dan MERS yang jadi bahaya.
dr Ida Bagus Sila, SpP, dari Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso mengatakan ada dua faktor yang sepertinya membuat banyak kemunculan penyakit baru. Faktor pertama adalah makin dekatnya dunia karena transportasi yang maju dan yang kedua adalah dari virusnya sendiri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Influenza saja dia bermutasi terus sesuai dengan lingkungannya. Virus ini bagaimana pun mahluk ciptaan tuhan yang ingin hidup juga makanya menyesuaikan diri," kata dr Sila ketika ditemui pada acara seminar MERS di RSPI Sulianti, Jakarta Utara, Rabu (24/6/2015).
Akan tetapi dibanding dengan kecepatan mutasi virus, dokter yang juga merupakan ketua tim New Emerging and Re-emerging Diseases RSPI mengatakan hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana virus menyebar. Warga negara-negara dunia kini sudah hampir tak ada batasnya ketika bepergian dan ini membuat penyakit seolah-olah banyak baru muncul.
"Kan tidak ada yang melarang orang ingin pergi ke mana. Sementara masing-masing negara kedekatannya dengan hewan (pembawa penyakit -red) berbeda-beda," lanjut dr Sila.
"Coba saja cek traffic internasional seperti benang kusut itu," pungkasnya.
Baca juga: Korut Klaim Punya Obat Vaksin untuk Ebola, AIDS, dan MERS (fds/vit)











































