"Jangan kalap ketika berbuka puasa, atau balas dendam istilahnya. Kalau kalap ketika berbuka bukannya jadi detoksifikasi tubuh, malah bikin sembelit dan sakit perut," tutur dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, pakar saluran cerna dari RS Cipto Mangunkusumo, kepada detikHealth dan ditulis Senin (29/6/2015).
Baca juga: Usai Santap Sahur Kemudian Tidur, Boleh atau Tidak?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal dr Ari menekankan bahwa selain ibadah, puasa juga memberi manfaat bagi kesehatan tubuh. Setelah terus menerus bekerja selama hampir satu tahun, organ-organ di perut tentunya juga butuh waktu istirahat. Istirahat inilah yang disebut dr Ari sebagai proses detoksifikasi.
Apalagi penelitian mengatakan terjadi penurunan kadar radikal bebas pada tubuh orang yang berpuasa. dr Ari mengatakan radikal bebas biasanya berasal dari makanan yang dimakan dan memiliki sifat racun yang tidak baik bagi tubuh.
"Puasa juga memberi kesempatan bagi pankreas, liver untuk istirahat. Dan kalau bicara soal istirahat, tentu berkaitan dengan regenerasi. Ada proses tubuh memperbaiki bagian yang rusak. Bukti-bukti klinis mengatakan demikian," tambahnya.
Baca juga: Diare di Pagi Hari Penyebab Terbesar Batal Puasa
Manfaat ini akan hilang jika berbuka puasa terlalu banyak, apalagi dengan makanan yang tidak sehat. Karena itu ia meminta kepada masyarakat untuk tidak berlebihan ketika berbuka puasa. Bukalah puasa dengan teh manis dan kurma, baru diikuti dengan makan besar setelah minimal setengah jam.
"Hindari balas dendam. Sebenarnya kalau puasanya benar-benar, kebutuhan sembako harusnya menurun. Bukan malah naik di bulan puasa," ujarnya sembari berseloroh. (mrs/vit)











































