Praktisi neurosains terapan Anne Gracia menuturkan dalam proses mendengar pada prinsipnya sudah terjadi tiga tahapan. Tahapan tersebuy yakni udara diubah menjadi mekanik berupa getaran, dari getaran diubah menjadi mekanik cairan, dan kemudian perubahan mekanik cairan akan masuk ke saraf yang kemudian menyampaikan pesan ke otak.
"Itu baru mendengar. Ketika dia memberi respons pada musik akan lebih heboh lagi pekerjaan otaknya karena kan butuh identifikasi dulu ini musik jenisnya apa. Dia juga merambat ke sisi emosi, lalu ke sisi batang otak ke degup jantung. Jadi otak sudah begitu banyak bekerja dengan hanya baru mendengar bunyi," kata Anne ditemui usai talkshow 'Merangsang Kecerdasan Anak Melalui Musik' di Graha Unilever, Jl Jend Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (7/7/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika mendengarkan musik, lanjut Anne, pilihan respons anak baik yang sudah ada di memorinya atau berupa refleks berdasarkan degupan jantungnya adalah sebuah proses pengambilan keputusan tersendiri dari otak. Maka, dapat dikatakan bahwa salah satu dasar kecerdasan otak bisa didapat melalui stimulus musik dan respons yang diberikan anak.
Untuk waktu tepat memperdengarkan musik pada anak, Anne menyarankan baiknya kembali lagi pada prinsip degupan jantung. Misalnya, sehabis bangun tidur, tak ada salahnya memperdengarkan musik dengan nada semangat dan energik. Siang hari, ketika suasana umumnya membuat seseorang ngantuk, boleh juga perdengarkan anak musik yang menyemangati mereka.
"Saat malam hari, beri lagi musik yang bisa menurunkan degup jantungnya, supaya istirahat. Dari volume juga berpengaruh, supaya otak rileks. Musik menjadi salah satu cara musik orang tua merangsang kecerdasan awal anak. Jadi dari sekadar mendengar musik lalu anak merespons baik dengan suara atau gerak itu tanda kecerdasannya yang baik," tutur Anne.
Baca juga: Kecerdasan Anak Bisa Dirangsang Melalui Kedekatan dengan Sang Ayah
(rdn/vit)











































