Menanggapi hal ini, dr Meta Hanindita SpA menuturkan payudara mengeras lalu tidak bisa mengeluarkan ASI disebut sebagai payudara bengkak. Untuk mengatasinya, hal yang harus dilakukan adalah tetap menyusui bayi dan kompres dingin payudara.
"Ibu boleh juga melakukan relaksasi dengan mandi air hangat, kompres hangat di punggung dan pundak, lakukan pijat oksitoksin, minum minuman hangat dan ambil posisi yang nyaman," kata dr Meta dalam perbincangan dengan detikHealth dan ditulis pada Selasa (14/7/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: ASI Perah Bagus atau Tidak untuk Bayi? Ini Kata Pakar
"Untuk mencegah terjadinya payudara bengkak ini maka pengosongan payudara harus dilakukan efektif, bisa dengan menyusui langsung atau jika terpisah dari bayi dengan memerah ASI," kata dr Meta yang praktik di RSUD Dr Soetomo Surabaya ini.
dr Meta menambahkan, frekuensi memerah ASI rata-rata 3-4 jam sekali jika terpisah dari bayi. Namun, jika ibu berdekatan dengan bayi, maka tidak ada jadwal khusus menyusui dan dapat dikatakan susui sesering mau bayi. Untuk jumlah konsumsi ASI bayi, dr Meta mengatakan tidak dapat dihitung seberapa banyak sebenarnya ASI yang dikonsumsi. Namun, yang bisa dilakukan yakni melakukan penghitungan kasar yang disesuaikan dengan kapasitas lambung bayi yang akan sangat tergantung dari usia bayi dan berat badannya.
Kondisi payudara bengkak jika dibiarkan menurut dr Meta bisa berbahaya. Sebab, payudara bengkak yang tidak diatasi dengan baik dapat menimbulkan rasa nyeri dan ASI sulit keluar sehingga asupan untuk bayi otomatis menurun. Saluran ASI yang tersumbat juga bisa menyebabkan terjadinya mastitis atau radang.
Baca juga: Bayi Minum Susu dari Botol, Risiko Kerusakan Lambung Meningkat (rdn/up)











































