Pertama, para sopir akan diukur tensi atau tekanan darahnya. Lalu dengan alat tusuk, darahnya diambil untuk diamati kadar gulanya. Sampel urine juga diamati untuk jejak narkoba. Terakhir, para sopir diminta meniup alat untuk mendeteksi kadar alkohol.
"Kalau ada sopir yang tidak layak jalan, kita kasih rekomendasi ke Kepala Terminal. Kalau layak jalan dengan catatan, kita minta untuk istirahat atau berobat dulu," kata dr Widyastuti dari Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur, ditemui di Terminal Kampung Rambutan, Rabu (15/7/215).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang sopir, Ade Ruhyat (53) termasuk layak jalan dengan catatan. Tekanan darahnya terukur tinggi, yakni 183/78 mmHg. Gula darahnya rendah karena sedang berpuasa.
"Tapi tidak merasa pusing," kata Ade yang menjalankan bus jurusan Bandung, Jawa Barat.
Sayangnya tidak semua sopir diperiksa. Beberapa ada yang tidak diperiksa karena buru-buru, ada juga yang sudah menjalani pemeriksaan di tempat lain. Sejak Senin (6/7), tiap hari ada 7-36 sopir yang diperiksa. Dari angka tersebut, jumlah sopir yang tidak layak jalan paling tinggi sebesar 4 orang yakni pada 10 dan 13 Juli 2015.
Baca juga: Kelelahan Saat Mudik Bisa Bikin Sakit Saat Lebaran, Begini Menghindarinya
(up/ajg)











































