Studi yang diketuai Dr Celso Carvalho dari University of Sao Paulo School of Medicine, Brasil, menemukan bahwa pasien yang diminta menjalani treadmill selama tiga bulan menunjukkan penurunan dalam dua aspek. Pertama, kesulitan bernapas saat asma kambuh, dan kedua sensitivitas pada jalan napas.
"Hal ini memberi bukti baru bahwa aktivitas fisik bisa membantu pasien mengelola gejala kambuhnya asma selain dengan obat. Hasil studi ini menunjukkan aerobik memiliki efek anti-inflamasi pada asma," kata Dr Carvalho seperti dikutip dari Reuters, Senin (20/7/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama 12 minggu, peserta mengikuti kelas yoga dua kali seminggu. Mereka juga melakukan treadmill selama 35 menit dengan frekuensi dua kali seminggu. Di akhir studi, hiper-responsif bronkial atau sensitivitas ekstrem yang menyebabkan penyempitan saluran udara, menurun secara signifikan pada peserta yang rutin berolahraga.
Baca juga: Cara-cara Efektif untuk Cegah Serangan Asma
"Kami juga berasumsi olahraga bisa mengekang kadar beberapa protein yang diknal sebagai sitokin yang berkaitan dengan peradangan. Hanya saja, perlu diteliti lebih lanjut karena sitokin yang diukur dalam tes darah belum tentu menunjukkan adanya peradangan khusus di saluran napas," lanjut Dr Carvalho dalam laporannya di Journal Thorax.
Menanggapi hal ini, Dr Simon Bacon selaku profesor olahraga dari Concordia University yang tidak termasuk dalam penelitian menuturkan bagi pasien asma, jika tidak hati-hati olahraga justru bisa berbahaya. Untuk itu, proses pendinginan usai berolahraga harus dilakukan dengan baik.
"Selain itu, penting juga bagi pasien asma untuk berkonsultasi dulu dengan dokter sekiranya olahraga jenis apa yang cocok untuknya. Tapi, bagaimanapun, aktivitas fisik memang baik untuk kita, termasuk orang dengan asma," pungkas Dr Bacon.
Baca juga: Ini Dia Makanan Alami yang Bisa Mengatasi Asma
(rdn/up)











































