Hal tersebut diungkapkan oleh peneliti dari Massachusetts General Hospital, Amerika Serikat (AS). Selama hampir 20 tahun peneliti mengikuti keadaan partisipan dan menemukan terdapat 43 kasus bunuh diri.
"Ini adalah masalah yang penting. Bunuh diri adalah salah satu dari 10 penyebab utama kematian di antara wanita dan tingkat kejadiannya semakin bertambah," ujar seorang peneliti dr Alexander Tsai, dikutip dari Reuters pada Kamis (30/7/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari seluruh partisipan wanita, orang yang bunuh diri cenderung memiliki koneksi sosial yang rendah. Hal ini dilihat dari jawaban pertanyaan seperti seberapa sering berbincang dengan teman, apakah sudah menikah, dan apakah aktif dalam kelompok sosial tertentu.
dr Tsai pada tahun 2014 juga pernah melakukan studi serupa pada pria. Dari hasil survei tersebut didapatkan hasil yang sama.
Peneliti berkesimpulan terhubung dengan teman, keluarga, dan kelompok-kelompok sosial mungkin bisa menawarkan perlindungan terhadap kecenderungan bunuh diri. Seseorang tak perlu punya masalah gangguan jiwa untuk dianggap berisiko bunuh diri.
"Berbicara praktisnya, saya kira pesan yang bisa dibawa pulang adalah ada banyak faktor potensial yang dapat mendorong orang untuk mengakhiri hidupnya," pungkas dr Tsai.
Baca juga: Tanda-tanda Orang Ingin Bunuh Diri (fds/ajg)











































