Kunyah Permen Karet 5 Jam Sehari, Mulut Claire Tiba-tiba Tak Bisa Terbuka

Kunyah Permen Karet 5 Jam Sehari, Mulut Claire Tiba-tiba Tak Bisa Terbuka

Radian Nyi Sukmasari - detikHealth
Senin, 03 Agu 2015 11:05 WIB
Kunyah Permen Karet 5 Jam Sehari, Mulut Claire Tiba-tiba Tak Bisa Terbuka
Foto: Daily Mail
Liverpool - Sejak lima tahun lalu, Claire Embleton (38) gemar makan permen karet. Tapi siapa sangka jika kebiasaannya itu malah membuat rahang Claire tidak bisa terbuka hingga harus dioperasi.

Setiap hari, Claire akan mengunyah permen karet kurang lebih selama lima jam, setiap selesai makan dan minum. Dengan makan permen karet bebas gula, Claire berpikir kebiasaannya itu bisa menyehatkan gigi. Bahkan saat akhir pekan, Claire bisa mengunyah permen karet dengan total waktu tujuh jam.

Namun, keadaan berubah sekitar dua tahun lalu. Ia merasakan rahangnya sering berbunyi klik. Tapi ibu empat anak ini tidak khawatir karena rahangnya tidak terasa sakit. Barulah setahun yang lalu, rahang Claire benar-benar tidak bisa menutup.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebelumnya saya tertawa dan berbicara normal. Tapi tiba-tiba, rahang saya terkunci dan hampir menutup. Rasanya sangat menyakitkan hingga saya tidak bisa bicara dan membuka mulut lebih dari 1 cm," kisah Claire seperti dikutip dari Daily Mail, Senin (3/8/2015).

Wanita yang bekerja sebagai manajer IT ini pun pergi ke dokter gigi dan dirujuk ke Aintree Hospital, di mana ia didiagnosis Temporomandibular Joint Disorder (TMJD). Kondisi ini terjadi karena terlalu lama mengunyah dan menyebabkan otot di rahang tegang akibat harus bekerja keras.

Padahal, seharusnya otot rahang tidak terus-terusan mengunyah dan memiliki waktu beristirahat. Selama enam bulan, istri dari Daniel ini menjalani fisioterapi dan artroskopi untuk menghilangkan penebalan pada tulang rawan dan jaringan parut yang timbul. Namun, hasilnya nihil.

Baca juga: Mulut Menganga Terlalu Lebar Saat Makan Burger, Rahang Wanita Ini Geser

"Saya tidak punya pilihan lain, akhirnya saya harus menjalani operasi di mana sisi mulut saya akan dipotong dari atas telinga sampai leher untuk memasang plat besi agar rahang saya bisa terbuka dengan normal. Operasi rencananya akan berjalan setengah hari dan saya harus dirawat selama lima hari," kata Claire.

Atas apa yang dialaminya, Claire memperingatkan masyarakat untuk tidak terlalu sering mengunyah permen karet. Ia juga berharap di kemasan permen karet ada peringatan untuk tidak terlalu banyak mengonsumsi permen tersebut. Penasihat ilmiah British Dental Association, Profesor Damien Walmsley mengatakan mengunyah permen karet bebas gula memang bermanfaat untuk kesehatan mulut.

"Terutama jika dilakukan setelah makan bisa merangsang produksi air liur yang membantu menetralkan asam dari bakteri penyebab kerusakan gigi. Tapi jangan terlalu sering juga melakukannya karena kelebihan mengunyah atau menggemeretakkan gigi bisa menimbulkan ketegangan berlebih pada rahang dan menimbulkan berbagai masalah seperti rahang sakit dan kaku, sakit kepala, serta rahang sulit bergerak," papar Prof Walmsley.

Baca juga: Kurangi Stres Dengan Mengunyah Permen Karet

(rdn/vit)

Berita Terkait