Menurut laporan peningkatan populasi diyakini akan terpusat di 9 negara yakni India, Nigeria, Pakistan, Kongo, Ethiopia, Tanzania, Amerika Serikat, Uganda, dan termasuk di dalamnya Indonesia. Negara-negara miskin lebih banyak mendominasi karena lebih banyak kesulitan untuk mengendalikan laju penduduknya.
Baca juga: 'Berat di Ongkos', Kini Pasangan di Tiongkok Tak Antusias Punya Banyak Anak
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Negara-negara di Afrika diperkirakan akan menyumbang lebih dari setengah pertumbuhan populasi penduduk dunia. Sementara itu India juga diperkirakan akan menggantikan China sebagai negara dengan populasi terbesar di tahun 2022.
Terkait dengan hal tersebut, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tengah berusaha untuk 'menghidupkan' kembali program Keluarga Berencana (KB).
Baca juga: Tiap Tahun Lahir 4,6 Juta Bayi, BKKBN Kembali Galakkan KB
Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR), BKKBN, dr Julianto Wicaksono, SpOG, mengakui program KB saat ini tak seperti dulu saat awal-awal diluncurkan.
"Waktu itu dukungan pemerintah kuat, Ketua BKKBN merangkap Menteri Kesehatan. Anggaran kita dulu juga besar, banyak bantuan datang dari lembaga internasional karena waktu itu kita miskin," kata dr Julianto.
"Tiap tahun ada sekitar 4,6 juta kelahiran di Indonesia. Dari awal bermula KB hingga tahun 2010 ada sekitar 100 juta penambahan penduduk yang berhasil ditahan. Kalau KB terus berjalan tahun 2015 penduduk Indonesia tidak akan lebih dari 350 juta," pungkasnya. (fds/vit)











































