Contohnya, permen karet sering dikaitkan dengan kerusakan gigi. Ada juga penelitian yang mengatakan sering mengunyah permen karet meningkatkan risiko migrain dan sakit kepala.
Di sisi lain permen karet disebut sebagai alternatif cara membersihkan sela gigi selain flossing. Bahkan ada penelitian yang mengatakan permen karet membuat seseorang memiliki daya ingat yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Bikin nyeri rahang dan kepala
|
Foto: nyul/Thinkstock
|
Parahnya kondisi ini bisa menyebar hingga ke kepala dan leher sehingga menyebabkan sakit kepala, nyeri di telinga atau sakit gigi dari waktu ke waktu. Daripada mengunyah permen karet, ganti saja dengan apel yang tak hanya ringan untuk dikunyah tapi juga mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.
Benar saja, ketika peneliti dari Meir Medical Center di Tel Aviv meminta para penderita sakit kepala akibat mengunyah permen karet untuk berhenti dari kebiasaannya itu selama sebulan, 86 persen partisipan mengaku pusingnya mulai berkurang, bahkan ada yang sembuh total.
2. Menambah daya ingat
|
Foto: thinkstock
|
Pertama dengan mengunyah permen karet detak jantung meningkat, hal tersebut menyebabkan lebih banyak oksigen dan nutrisi masuk ke dalam otak. Teori kedua adalah dengan mengunyah permen insulin akan terpacu untuk diproduksi dalam tubuh yang kemudian mempengaruhi kemampuan otak berkaitan dengan ingatan.
"Saat Anda mengunyah, tubuh merespons dengan memproduksi insulin yang mungkin merupakan tindakan antisipasi menunggu makanan. Di dalam otak terdapat reseptor untuk insulin, molekul khusus yang mengikat molekul insulin. Meskipun fungsi reseptor tersebut tidak diketahaui secara mendalam, kita tahu bahwa reseptor tersebut banyak terdapat pada area hippocampus otak yang merupakan bagian penting menyangkut daya ingat," ujar pimpinan penelitian Dr Andrew Scholey
3. Bersihkan sela gigi
|
Foto: thinkstock
|
Hal ini dibuktikan oleh peneliti dengan melakukan serangkaian percobaan yang melibatkan sejumlah partisipan. Masing-masing dari mereka diminta mengunyah permen karet selama 10 menit. Namun tiap kali selepas dikunyah, peneliti akan mengamati 'isi' dari permen karet tadi.
Ternyata peneliti mendeteksi adanya 100 juta bakteri dalam permen karet yang dikunyah satu kali, dan jumlah bakteri yang terjerat permen karet akan makin banyak seiring bertambahnya waktu.
Yang tak kalah penting, peneliti juga mengingatkan, permen karet yang bermanfaat untuk menjerat bakteri berbahaya dalam mulut ini hanyalah yang tidak mengandung gula. Sebab kalau isinya gula, ya itu sama halnya kita memberi makan pada bakteri-bakteri tersebut.
4. Menghasilkan listrik
|
Foto: FreshPaint
|
Setelah diteliti ternyata rahang adalah bagian kepala yang bergerak paling jauh dan aktif. Delnavaz dan Voix kemudian membuat rencana memanen tenaga dari rahang yang mengunyah menggunakan apa yang disebut efek piezoelectric. Efek piezoelectric adalah saat di mana material tertentu memperoleh muatan listrik saat ditekan atau direntangkan.
Mereka tertarik menggunakan energi gerakan rahang pada alat pendengaran dan mengurangi ketergantungan pada baterai sekali pakai.
5. Ganggu pola makan
|
Foto: thinkstock
|
Anggapan bahwa pemen karet bisa membantu menurunkan berat badan muncul karena ada aktivitas mengunyah. Beberapa ahli beranggapan, aktivitas ini bisa mengirim sinyal ke otak seolah-olah sedang ada proses memasukkan makanan ke perut sehingga perut terasa kenyang.
Namun teori ini tidak terbukti saat Christine Swoboda dari Ohio University dan rekan-rekannya melakukan eksperimen terhadap 44 relawan orang dewasa. Separuh partisipan diminta mengunyah permen karet dengan merek tertentu, yang memiliki 2 rasa yakni rasa buah dan pappermint.
Partisipan yang mengunyah permen karet rasa mint paling sedikit melirik buah untuk dimainkan, yang oleh para peneliti diartikan sebagai ketidaktertarikan terhadap makanan tersebut. Permen karet rasa buah memberikan efek lebih kecil, tetapi tetap membuat partisipan yang mengunyahnya tidak doyan buah.
Halaman 2 dari 6











































