Kenali Campak, Penyakit Berciri Khas yang Sering Menyerang Anak

Campak pada Anak

Kenali Campak, Penyakit Berciri Khas yang Sering Menyerang Anak

Firdaus Anwar - detikHealth
Senin, 10 Agu 2015 15:05 WIB
Kenali Campak, Penyakit Berciri Khas yang Sering Menyerang Anak
Foto: Thinkstock
Jakarta - Campak disebabkan oleh virus dan bisa menular dengan cepat. Meski sudah ada vaksinnya namun terkadang cakupan vaksin tak bisa mengimbangi penyebaran virus.

Oleh karena itu hingga sekarang campak masih ada dan jadi salah satu penyakit yang mudah menyerang anak-anak. Virus menginfeksi lewat jalur udara dari percikan air liur yang dibatukkan oleh orang sakit.

dr Meta Hanindita, SpA, dari RSUD Dr Soetomo Surabaya mengatakan bila terserang, penyakit campak menimbulkan gejala seperti demam tinggi 3-5 hari, nyeri menelan, diare, dan lemas. Tanda yang lebih khusus lagi adalah munculnya bintik merah (rash) dan gejala 3C.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Conjungtivitis (mata merah, berair, gatal), coryza (pilek,) dan cough (batuk). Bintik-bintik merah timbul saat panas sedang tinggi-tingginya biasanya hari ke-4 atau 5 panas. Muncul pertama pada daerah batas rambut, dahi, belakang telinga lalu menjalar sampai kaki," papar dr Meta kepada detikHealth pada Senin (10/8/2015).

Tampek atau gabagan adalah sebutan masyarakat umum untuk penyakit ini. Di Kalimantan Selatan, Banjarmasin, bulan Maret lalu campak jadi perhatian dan dinyatakan kejadian luar biasa (KLB) oleh pemerintah setempat karena banyak menulari anak-anak. Diduga sebabnya adalah tingginya penolakan terhadap vaksin.

Masyarakat yang tak mengetahui penyakit campak mungkin bisa mengira anaknya hanya sakit biasa saja padahal dr Meta mengatakan bila dibiarkan komplikasi dari penyakit bisa berbahaya. Bahkan dokter saja perlu kehatia-hatian untuk memastikan seseorang terkena campak.

Baca juga: Kenapa Campak Bisa Menular dengan Cepat?

"Penyakit yang memberikan gejala fever and rash atau panas yang disertai keluarnya bintik-bintik merah tak hanya campak. Bisa juga yang lain seperti roseola atau rubella," kata dr Meta.

Cara efektif untuk menghindari campak adalah lewat pemberian vaksin. Namun seperti dikatakan dr Edi Hartoyo dari Fakultas Kedokteran, Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, masih ada penolakan yang terjadi oleh warga.

Warga yang menolak imunisasi, menurut dr Edi bukan disebabkan oleh faktor agama. Beberapa warga menolak imunisasi karena ada anak yang mengalami demam setelah imunisasi.

Baca juga: Genotype Campak Pemicu KLB di Kalsel Belum Pernah Ditemukan di Indonesia (fds/vit)

Berita Terkait