Ini Akibatnya Jika Anak Umur 2 Tahun Lebih Masih 'Hobi' Ngempeng

Kebiasaan Ngempeng si Kecil

Ini Akibatnya Jika Anak Umur 2 Tahun Lebih Masih 'Hobi' Ngempeng

Radian Nyi Sukmasari - detikHealth
Selasa, 11 Agu 2015 14:34 WIB
Ini Akibatnya Jika Anak Umur 2 Tahun Lebih Masih Hobi Ngempeng
Foto: thoth11
Jakarta - Kebiasaan ngempeng anak sangat dianjurkan untuk setop setelah si kecil berusia 2 tahun. Jika di atas usia 2 tahun anak masih ngempeng, ada beberapa dampak negatif yang bisa terjadi.

Dikatakan dr Meta Hanindita SpA dari RSUD Dr Soetomo Surabaya, menurut satu penelitian di Amerika yang dilakukan pada anak-anak prasekolah yang menggunakan empeng selama 3 tahun, ditemukan bahwa mereka berisiko 3 kali lebih besar mengalami gangguan bicara dibanding anak yang tidak menggunakan empeng.

"Penggunaan dot yang berkepanjangan memang bisa menimbulkan masalah gigi, seperti karies atau maloklusi gigi," kata dr Meta dalam perbincangan dengan detikHealth, Selasa (11/8/2015).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut ibu satu anak ini, jika anak hanya sesekali mengempeng tidak apa-apa. Tapi jika kebiasaan ngempeng dilakukan berkepanjangan, susunan dan perkembangan gigi bayi bisa terganggu di kemudian hari.

Baca juga: Anak 'Hobi' Ngempeng? Sebaiknya Disetop Saat Berusia 2 Tahun

Selain itu, kebiasaan ngempeng juga berpengaruh pada risiko anak terkena infeksi saluran telinga tengah akut. dr Meta mengungkapkan penggunaan dot atau empeng (pacifier) memang sering dihubungkan dengan infeksi telinga tengah akut. Pasalnya ada ketidakseimbangan tekanan antara rongga telinga tengah dan nasofaring yang akan merusak fungsi saluran eustachius.

"Aktivitas menyedot saat ngempeng dapat menarik cairan dari kerongkongan ke saluran tengah telinga sehingga lebih rentan terkena infeksi bakteri," imbuh pemilik akun twitter @metahanindita ini.

Dihubungi terpisah, dr Marissa Pudjiadi SpA dari RS Premiere Jatinegara menuturkan ketika anak sudah merasa nyaman menggunakan empeng, bukan tak mungkin ia menjadi ogah bersosialisasi. Sehingga, anak jarang berinteraksi dengan orang lain.

"Jadinya anak sudah asyik sendiri dan diam saja, sehingga kemampuan bicaranya bisa saja terganggu," ujar dr Marissa.

Beberapa waktu lalu, Prof drg Heriandi Sutadi, SpKGA(K), PhD dari RS Pondok Indah Jakarta, mengatakan gerakan empeng yang ditarik dan ditekan secara terus menerus, tekanannya akan mendorong atau menyebabkan rahang atas maju. Jika itu terjadi maka gigi anak bisa tonggos. "Pada anak di masa pertumbuhan, gigi tonggos ini lebih cepat karena tekanan dari dalam ke luar akibat gerakan empeng itu itu menyebabkan rahang maju," kata Prof Heriandi.

Baca juga: Meski Belum Ada Gigi, Kebersihan Mulut Harus Dibiasakan Sejak Bayi


(rdn/vit)

Berita Terkait