Awas Tertipu! Manfaat Produk Kesehatan Ini Ternyata Hoax

Awas Tertipu! Manfaat Produk Kesehatan Ini Ternyata Hoax

Muhamad Reza Sulaiman - detikHealth
Rabu, 19 Agu 2015 10:33 WIB
Awas Tertipu! Manfaat Produk Kesehatan Ini Ternyata Hoax
Foto: thinkstock
Jakarta - Banyaknya produk-produk kesehatan yang belum teruji klinis manfaatnya membuat resah. Karena belum diuji, manfaat hingga efek samping dari penggunaan produk tersebut tak bisa dipertanggungjawabkan.

Tak sedikit produk-produk tersebut yang sudah beredar dan memiliki banyak pengguna. Antara lain pakaian dalam isi kafein untuk membakar lemak yang terbukti bohong, serta jepit pemancung hidung yang malam bisa membuat hidung rusak.

Berikut produk-produk kesehatan yang terbukti hoax, seperti dirangkum dari berbagai sumber, Rabu (19/8/2015):

1. Pakaian dalam isi kafein

Pakaian dalam berupa bra, korset dan legging yang dinamakan 'iPant' tersebut merupakan bikinan Wacoal America dan Norm Thompson Outfitters. Produk pakaian dalam mereka dibuat dari kain khusus bernama Lytess yang telah 'dicampur' dengan kafein. Dan dikatakan bahwa kombinasi keduanyalah yang dapat membakar lemak orang yang memakainya.

Namun Federal Trade Commission (FTC) Amerika Serikat mengeluarkan pernyataan bahwa perusahaan pembuat pakaian dalam ini dituding melakukan penipuan dengan mengatakan bahwa pakaian dalam 'isi' kafein mereka dapat menurunkan berat badan dan menghilangkan selulit.

Sejumlah iklan yang dikomplain oleh FTC antara lain yang menyatakan bahwa 'penurunan berat badan akan jelas terlihat kurang dari satu bulan'. Dalam proses investigasi, FTC juga menemukan indikasi bahwa kedua perusahaan tidak memiliki bukti ilmiah yang mendukung klaim mereka terkait produk pakaian dalam tersebut, yaitu dapat menurunkan berat badan.

2. Jepit pemancung hidung

Foto: dok. detikHealth
Jepit pemancung hidung atau nose strap ini berbentuk persis seperti jepit baju dan berbahan silikon. Konon jepit ini bisa membuat hidung tampak lebih mancung dalam kurun 1-2 minggu saja. Hanya dengan pemakaian selama 10-15 menit sehari, tulang lunak di hidung diklaim bisa berubah menjadi tampak lebih maju dari sebelumnya.

Bukannya mancung, bisa jadi hidung malah cedera karena alat yang belum terjamin keamanannya ini. Seperti dikemukakan dr Arie Cahyono, SpTHT dari RS Premier Bintaro. Menurutnya, hidung dapat menahan trauma-trauma kecil seperti cubitan maupun jepitan. Tapi bila dijepit secara terus-menerus, maka akan memicu dua jenis trauma: trauma tulang rawan dan trauma pada pembuluh darah di hidung.

"Di sekat hidung itu kan pusatnya pembuluh darah di hidung. Pada orang yang gampang mimisan, khususnya anak-anak, jika hidung dicubit, ditarik, atau dijepit dengan alat itu bisa menyebabkan mimisan lebih sering terjadi," ungkap dr Arie

Sedangkan trauma pada tulang rawan, bisa mengakibatkan tulang penyangga hidung tersebut menjadi hancur. "Ibarat tenda, kalau tiangnya hancur nanti kan tenda jatuh. Hidung juga seperti itu. Ini disebut saddle nose," papar dr Arie.

3. Obat pembesar Mr P

Foto: Thinkstock
Beredarnya iklan seputar obat atau ramuan herbal untuk memperbesar penis tak jarang membuat pria terpengaruh. Namun nyatanya, sangat sedikit dari obat atau ramuan ini yang benar-benar memiliki manfaat.

Sementara itu, pengamat kesehatan seksual dr Andri Wanananda MS menuturkan di Indonesia sendiri untuk membesarkan penis dengan ramuan herbal ada yang dilakukan dengan membungkus penis dengan daun tertentu, seperti yang terjadi di pedalaman Papua. Namun, akhirnya, diketahui ramuan daun itu membesarkan penis tapi menimbulkan pembengkakaan dan peradangan jaringan di batang penis, yang dikenal sebagai Corpora Cavernosa (CC).

"Bila corpora cavernosa rusak, penis tidak akan mampu ereksi saat mengalami rangsangan seksual. Patut dipahami, yang penting untuk penis yaitu bisa tegang, keras, membesar proporsionil diameternya, saat ereksi. Dengan demikian, penis yang berukuran mungil, asalkan bisa tegang, keras saat ereksi, akan mampu melakukan hubungan seksual yang memuaskan pasangannya," jelas dr Andri.

4. Kacamata pinhole

Foto: Thinkstock
Kacamata ini berwarna hitam dan tidak berlensa, namun memiliki lubang-lubang kecil berdiameter 1 mm yang disebut pinhole. Disebutkan bahwa kacamata ini dapat menerapi rabun mata seseorang. Padahal menurut pakar, klaim tersebut tidak benar.

dr Ida Bagus Gde Wirastana, SpM atau yang akrab disapa dr Wira mengungkapkan berdasarkan literatur yang ia ketahui, untuk mata minus sebetulnya tidak bisa diturunkan dengan terapi kacamata pinhole. Namun, minus pada mata bisa dipertahankan selama enam bulan.

"Kacamata pinhole sebetulnya adalah kacamata yang dapat menyaring cahaya yang masuk, membantu agar mata tidak terlalu banyak terpapar cahaya sehingga lensa mata tidak bekerja terlalu keras," tuturnya.

"Minus 2 sampai 3 tidak dianjurkan. Dengan tekstur kacamata yang berlubang-lubang kecil sehingga menyaring cahaya yang masuk, tujuannya supaya mata tidak mudah lelah," pungkasnya.
Halaman 2 dari 5
Pakaian dalam berupa bra, korset dan legging yang dinamakan 'iPant' tersebut merupakan bikinan Wacoal America dan Norm Thompson Outfitters. Produk pakaian dalam mereka dibuat dari kain khusus bernama Lytess yang telah 'dicampur' dengan kafein. Dan dikatakan bahwa kombinasi keduanyalah yang dapat membakar lemak orang yang memakainya.

Namun Federal Trade Commission (FTC) Amerika Serikat mengeluarkan pernyataan bahwa perusahaan pembuat pakaian dalam ini dituding melakukan penipuan dengan mengatakan bahwa pakaian dalam 'isi' kafein mereka dapat menurunkan berat badan dan menghilangkan selulit.

Sejumlah iklan yang dikomplain oleh FTC antara lain yang menyatakan bahwa 'penurunan berat badan akan jelas terlihat kurang dari satu bulan'. Dalam proses investigasi, FTC juga menemukan indikasi bahwa kedua perusahaan tidak memiliki bukti ilmiah yang mendukung klaim mereka terkait produk pakaian dalam tersebut, yaitu dapat menurunkan berat badan.

Jepit pemancung hidung atau nose strap ini berbentuk persis seperti jepit baju dan berbahan silikon. Konon jepit ini bisa membuat hidung tampak lebih mancung dalam kurun 1-2 minggu saja. Hanya dengan pemakaian selama 10-15 menit sehari, tulang lunak di hidung diklaim bisa berubah menjadi tampak lebih maju dari sebelumnya.

Bukannya mancung, bisa jadi hidung malah cedera karena alat yang belum terjamin keamanannya ini. Seperti dikemukakan dr Arie Cahyono, SpTHT dari RS Premier Bintaro. Menurutnya, hidung dapat menahan trauma-trauma kecil seperti cubitan maupun jepitan. Tapi bila dijepit secara terus-menerus, maka akan memicu dua jenis trauma: trauma tulang rawan dan trauma pada pembuluh darah di hidung.

"Di sekat hidung itu kan pusatnya pembuluh darah di hidung. Pada orang yang gampang mimisan, khususnya anak-anak, jika hidung dicubit, ditarik, atau dijepit dengan alat itu bisa menyebabkan mimisan lebih sering terjadi," ungkap dr Arie

Sedangkan trauma pada tulang rawan, bisa mengakibatkan tulang penyangga hidung tersebut menjadi hancur. "Ibarat tenda, kalau tiangnya hancur nanti kan tenda jatuh. Hidung juga seperti itu. Ini disebut saddle nose," papar dr Arie.

Beredarnya iklan seputar obat atau ramuan herbal untuk memperbesar penis tak jarang membuat pria terpengaruh. Namun nyatanya, sangat sedikit dari obat atau ramuan ini yang benar-benar memiliki manfaat.

Sementara itu, pengamat kesehatan seksual dr Andri Wanananda MS menuturkan di Indonesia sendiri untuk membesarkan penis dengan ramuan herbal ada yang dilakukan dengan membungkus penis dengan daun tertentu, seperti yang terjadi di pedalaman Papua. Namun, akhirnya, diketahui ramuan daun itu membesarkan penis tapi menimbulkan pembengkakaan dan peradangan jaringan di batang penis, yang dikenal sebagai Corpora Cavernosa (CC).

"Bila corpora cavernosa rusak, penis tidak akan mampu ereksi saat mengalami rangsangan seksual. Patut dipahami, yang penting untuk penis yaitu bisa tegang, keras, membesar proporsionil diameternya, saat ereksi. Dengan demikian, penis yang berukuran mungil, asalkan bisa tegang, keras saat ereksi, akan mampu melakukan hubungan seksual yang memuaskan pasangannya," jelas dr Andri.

Kacamata ini berwarna hitam dan tidak berlensa, namun memiliki lubang-lubang kecil berdiameter 1 mm yang disebut pinhole. Disebutkan bahwa kacamata ini dapat menerapi rabun mata seseorang. Padahal menurut pakar, klaim tersebut tidak benar.

dr Ida Bagus Gde Wirastana, SpM atau yang akrab disapa dr Wira mengungkapkan berdasarkan literatur yang ia ketahui, untuk mata minus sebetulnya tidak bisa diturunkan dengan terapi kacamata pinhole. Namun, minus pada mata bisa dipertahankan selama enam bulan.

"Kacamata pinhole sebetulnya adalah kacamata yang dapat menyaring cahaya yang masuk, membantu agar mata tidak terlalu banyak terpapar cahaya sehingga lensa mata tidak bekerja terlalu keras," tuturnya.

"Minus 2 sampai 3 tidak dianjurkan. Dengan tekstur kacamata yang berlubang-lubang kecil sehingga menyaring cahaya yang masuk, tujuannya supaya mata tidak mudah lelah," pungkasnya.

(mrs/up)

Berita Terkait