Tanpa saliva kita tidak akan mampu memecah makanan untuk kemudian dicerna. Dr drg R. Wasis Sumartono juga mengatakan bahwa air liur berfungsi sebagai disinfektan alami bagi mulut. Selain itu, air liur juga berperan terhadap sensitivitas lidah.
"Pada orang normal, jika lidah mendeteksi rasa, secara refleks air ludah akan diproduksi. Namun pada orang dengan halitosis (bau mulut karena produksi air liur berkurang), misalnya ketika mengonsumsi makanan manis, maka akan terasa kurang manis karena produksi air ludah berkurang," ujar Dr Wasis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut beberapa kondisi kesehatan yang dapat diketahui berdasarkan produksi air liur Anda, seperti yang detikHealth kutip dari berbagai sumber pada Kamis (20/8/2015):
Baca juga: Bikin Mulut Kering, Merokok Tingkatkan Risiko Karies Gigi
1. Produksi air liur sedikit
|
Foto: thinkstock
|
Namun jika mulut kering terjadi dalam jangka waktu yang lama, berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu, Anda harus waspada. Sebab kondisi seperti ini dapat menimbulkan karies pada gigi, gusi nyeri, serta infeksi pada mulut.
Jika mulut kering diikuti dengan gejala sakit saat menelan, bisa jadi Anda terkena sialolithiasis atau infeksi kelenjar saliva. Sialolithiasis merupakan kondisi terdapatnya batu pada duktus kelenjar saliva.
"Berkurangnya produksi air liur juga bisa disebabkan oleh obat yang Anda konsumsi. Lebih dari 300 pengobatan, seperti dekongestan dan antihistamin, menyebabkan mulut kering sebagai efek sampingnya," ujar Dr Kimberly Harms, DDS.
2. Mengandung kortisol.
|
Foto: thinkstock
|
Kadar kortisol yang berlebihan dapat menyebabkan penurunan testosteron dan menurunkan fungsi sistem kekebalan tubuh. Oleh karenanya, tubuh akan lebih mudah terserang segala macam infeksi serius seperti TBC atau gangguan psikosomatis seperti hipertensi, infark jantung, borok lambung, asma, dan lainnya.
3. Putih dan menggumpal
|
Foto: thinkstock
|
Sariawan biasanya lebih jarang terjadi pada orang dewasa. Namun tidak berlaku pada orang dewasa yang mengidap diabetes. Mereka akan lebih rentan terkena sariawan. Hal ini disebabkan oleh kandungan gula pada saliva yang juga mampu membentuk sariawan. Jika sariawan terjadi, minumlah obat antifungal yang mampu membersihkan infeksi pada mulut.
4. Terlalu asam
|
Foto: thinkstock
|
Kondisi saliva yang terlalu asam bisa disebabkan karena aktivitas kuman yang berada di dalam mulut. Kuman di dalam mulut memiliki kemampuan untuk membuat polisakharida ekstra sel yang bersifat sangat lengket. Akibatnya kuman melekat pada gigi sehingga plak semakin tebal. Jika gigi dan mulut jarang dibersihkan, maka kuman dapat berkembangbiak.
"Misalnya kita sebelum tidur tidak menggosok gigi, maka akan tertinggal sisa-sisa makanan dan minuman yang manis di dalam mulut. Kuman inilah yang akan memakan sisa-sia makanan tersebut. Lalu kuman akan memfermentasi sisa-sisa makanan ini dan memproduksi asam," ujar Dr Wasis.
Ketika bakteri berkembang biak di mulut dan celah gigi, maka kuman dapat mengikis gigi dan menyebabkan gigi berlubang atau karies. Mengonsumsi makanan yang kaya arginin, seperti daging merah atau unggas, dapat menurunkan keasaman air liur Anda. Arginin merupakan asam amino yang dibutuhkan untuk menjaga hati, kulit, sendi, dan otot yang sehat.
Baca juga: Kondisi Air Liur Sehat yang Baik untuk Gigi: Encer dan Tak Asam
5. Produksi berlebih
|
Foto: thinkstock
|
Pada orang normal, sebenarnya tidak ada risiko serius yang bisa disebabkan oleh kondisi ini. Hanya saja aktivitas harian Anda seperti berbincang-bincang akan terganggu. Sebab, produksi air lir yang berlebih dan dibarengi dengan aktivitas berbicara secara refleks dapat menyebabkan air liur terpercik keluar dari mulut.
Jika kondisi ini terjadi mengonsumsi permen karet dapat membantu Anda untuk menelan semua kelebihan air liur tersebut.
6. Pahit
|
Foto: thinkstock
|
Regurgitasi tanpa penyebab fisik disebut ruminasi. Regurgitasi semacam ini sering terjadi pada bayi dan jarang ditemukan pada orang dewasa. Ruminasi pada orang dewasa lebih sering terjadi pada mereka yang mengalami kelainan emosi, terutama saat mengalami stres.
Kondisi ini dapat memungkinkan asam lambung membentuk gelembung dan naik ke tenggorokan.
Terlepas dari rasa asam di mulut dan tenggorokan, gejala yang paling umum dari refluks adalah mag. Efek lainnya dapat seperti bau mulut atau mual. Jika kondisi ini terjadi, Anda disarankan merubah gaya hidup seperti menurunkan berat badan atau tidak mengonsumsi makanan yang berminyak dan pedas.
7. Terasa lengket di lidah
|
Foto: thinkstock
|
Lebih sering bernapas menggunakan mulut juga mampu memicu berkurangnya produksi air liur dan menyebabkan mulut kering. Jika mulut kering, maka risiko Anda mengalami bau mulut atu halitosi meningkat. Dr Harm juga mengatakan bahwa mulut yang berbau bisa menjadi tanda bahwa anda mengalami masalah tidur seperti apnea.
Air liur memiliki sejumlah besar informasi mengenai genetika tubuh dan hormon di dalam tubuh anda. Saliva juga bisa mengisyaratkan berbagai penyakit yang menyerang anda, dari diabetes hingga kanker. Untuk itu, cara terbaik untuk mengukur tingkat keasaman air ludah adalah dengan mengunjungi dokter gigi, karena mereka biasanya memiliki Spit Strip.
Selain itu, air liur juga bisa dijadikan patokan bagi dokter mengenai ritme sikardian Anda, sehingga dapat membantu Anda untuk mendapatkan pola tidur dan pola makan ideal berdasarkan kondisi masing-masing.
Halaman 2 dari 8











































