Kisah Pasien dengan Alergi-alergi Unik: Air, Udara Dingin dan Kertas

Kisah Pasien dengan Alergi-alergi Unik: Air, Udara Dingin dan Kertas

Ajeng Anastasia Kinanti - detikHealth
Selasa, 25 Agu 2015 16:08 WIB
Kisah Pasien dengan Alergi-alergi Unik: Air, Udara Dingin dan Kertas
Foto: Daily Mail
Jakarta - Jika biasanya orang mengidap alergi umum seperti alergi seafood atau kacang, maka ada pula jenis langka lainnya yang juga terjadi pada sebagian pasien.

Mulai dari alergi air, alergi udara dingin ekstrem, hingga alergi dengan beberapa benda seperti kertas dan plastik. Kondisi ini tentu cukup merepotkan bagi mereka yang mengidapnya. Berikut kisah-kisah para pengidap alergi langka, seperti ditulis detikHealth pada Selasa (25/8/2015):

1. Alergi semua jenis makanan

Foto: Daily Mail
Tak cuma spesifik pada satu jenis makanan saja, Alex Visker (19) didiagnosis alergi terhadap semua jenis makanan. Hal ini membuatnya bergantung pada feeding tube yang dipasangkan di tubuhnya untuk makan.

Dokter menyebutkan kepada Visker baru-baru ini bahwa dirinya mengidap alergi terhadap protein dalam makanan. Oleh sebab itu, iseng memakan satu gigitan makanan saja dapat membuatnya sakit perut, pusing, lemas, gatal-gatal, sakit kepala dan mual selama berhari-hari. Bahkan bukan tak mungkin ia juga bisa mengalami shock anafilaksis.

"Kondisi ini membuat saya tak bisa memasukkan apapun ke dalam mulut saya, bahkan hanya untuk sekadar mencicipinya. Ini terasa sulit karena saya pernah memakannya saat kecil dan saya ingat rasanya. Kadang saya benar-benar ingin makan makanan tersebut," ujar Visker, seperti dikutip dari Daily Mail.

2. Alergi air

Alexandra Allen mengetahui alerginya pertama kali saat ia berusia 12 tahun. Ketika itu, gadis yang berasal dari Utah ini sedang berlibur dengan keluarganya. Ia kemudian berenang di kolam renang hotel, namun setelah ia selesai berenang, ia merasakan seluruh tubuhnya gatal.

Sempat mengira dirinya mengidap alergi klorin, rupanya ia kembali merasakan gatal-gatal di seluruh tubuhnya setelah berenang di danau yang airnya sangat bersih dan alami. Hingga akhirnya, Alexandra yang saat itu berusia 15 tahun mulai mencari tahu kondisi tubuhnya melalui situs medis mengenai urtikaria aquagenic.

Kondisi itu didefinisikan sebagai reaksi menyakitkan dari kontak kulit dengan air. Dokter yang menangani Alexandra pun setuju bahwa ia memiliki alergi saat kulitnya kontak dengan air.

3. Alergi dingin ekstrem

Foto: Daily Mirror
Patricia Hackett (71) memiliki alergi ekstrem terhadap udara dingin. Tubuhnya akan menggigil pada suhu di bawah 4 derajat Celcius. Ia diketahui memiliki risiko shock anafilaksis fatal yaitu reaksi alergi serius yang melibatkan kondisi jantung dan paru-paru.

Alergi langka ini disebut juga sebagai cold urticaria. Ini menyebabkan kulit yang telah kontak dengan udara dingin akan menimbulkan reaksi kemerahan dan gatal-gatal.

Reaksi alerginya tersebut membuatnya harus menghabiskan masa musim dinginnya di dalam rumah.

4. Alergi kertas, plastik dan permen lolipop

Foto: news.com.au
Di usia 26 tahun, Crystal Goodwin tiba-tiba mengidap penyakit aneh dan berbahaya. Penyakit yang dimaksud mengakibatkan Crystal merasakan alergi pada hampir segala hal yang ada di dunia. Salah melangkah sedikit saja, Crystal bisa saja meregang nyawa.

Hal-hal yang membuat Crystal alergi di antaranya kertas, plastik, sabun, deterjen, obat pereda nyeri, aroma tertentu, debu, lip balm, kacang, permen lolipop, penyejuk ruangan, antibiotik, bedak, zat perekat, susu dan segala jenis produk turunannya, gluten hingga pewarna makanan (terutama merah dan biru).

Agar bisa bertahan hidup, Crystal hanya bisa makan salad segar, ayam organik dan air mineral. Tiap kali bepergian, Crsytal terpaksa mengenakan masker ke mana pun ia pergi dan harus melindungi dirinya dari paparan cahaya matahari.

5. Alergi listrik

Foto: Tom Wren
Setiap keluar rumah, Jackie Lindsay harus menggunakan kostum khusus seperti peternak lebah. Sebab Jackie mengalami electromagnetic hypersensitivity (EHS) yang membuat dirinya alergi terhadap listrik.

Bahkan, wanita 50 tahun ini mengatakan penggunaan wi-fi bisa membahayakan nyawanya. Sebab, wi-fi bisa membuat dia mengalami shock anafilaksis, yang ditandai dengan penurunan tekanan darah dan penyempitan saluran pernapasan hingga tidak sadarkan diri. Untuk itu, di rumah Jackie kini sudah tidak ada lagi perangkat listrik.

"Saya hanya menggunakan lilin untuk pencahayaan dan gas untuk memasak. Saat ke luar rumah, saya harus menggunakan kostum berwarna silver untuk mendeteksi adanya medan magnet di sekeliling saya," imbuh Jackie.

Halaman 2 dari 6
Tak cuma spesifik pada satu jenis makanan saja, Alex Visker (19) didiagnosis alergi terhadap semua jenis makanan. Hal ini membuatnya bergantung pada feeding tube yang dipasangkan di tubuhnya untuk makan.

Dokter menyebutkan kepada Visker baru-baru ini bahwa dirinya mengidap alergi terhadap protein dalam makanan. Oleh sebab itu, iseng memakan satu gigitan makanan saja dapat membuatnya sakit perut, pusing, lemas, gatal-gatal, sakit kepala dan mual selama berhari-hari. Bahkan bukan tak mungkin ia juga bisa mengalami shock anafilaksis.

"Kondisi ini membuat saya tak bisa memasukkan apapun ke dalam mulut saya, bahkan hanya untuk sekadar mencicipinya. Ini terasa sulit karena saya pernah memakannya saat kecil dan saya ingat rasanya. Kadang saya benar-benar ingin makan makanan tersebut," ujar Visker, seperti dikutip dari Daily Mail.

Alexandra Allen mengetahui alerginya pertama kali saat ia berusia 12 tahun. Ketika itu, gadis yang berasal dari Utah ini sedang berlibur dengan keluarganya. Ia kemudian berenang di kolam renang hotel, namun setelah ia selesai berenang, ia merasakan seluruh tubuhnya gatal.

Sempat mengira dirinya mengidap alergi klorin, rupanya ia kembali merasakan gatal-gatal di seluruh tubuhnya setelah berenang di danau yang airnya sangat bersih dan alami. Hingga akhirnya, Alexandra yang saat itu berusia 15 tahun mulai mencari tahu kondisi tubuhnya melalui situs medis mengenai urtikaria aquagenic.

Kondisi itu didefinisikan sebagai reaksi menyakitkan dari kontak kulit dengan air. Dokter yang menangani Alexandra pun setuju bahwa ia memiliki alergi saat kulitnya kontak dengan air.

Patricia Hackett (71) memiliki alergi ekstrem terhadap udara dingin. Tubuhnya akan menggigil pada suhu di bawah 4 derajat Celcius. Ia diketahui memiliki risiko shock anafilaksis fatal yaitu reaksi alergi serius yang melibatkan kondisi jantung dan paru-paru.

Alergi langka ini disebut juga sebagai cold urticaria. Ini menyebabkan kulit yang telah kontak dengan udara dingin akan menimbulkan reaksi kemerahan dan gatal-gatal.

Reaksi alerginya tersebut membuatnya harus menghabiskan masa musim dinginnya di dalam rumah.

Di usia 26 tahun, Crystal Goodwin tiba-tiba mengidap penyakit aneh dan berbahaya. Penyakit yang dimaksud mengakibatkan Crystal merasakan alergi pada hampir segala hal yang ada di dunia. Salah melangkah sedikit saja, Crystal bisa saja meregang nyawa.

Hal-hal yang membuat Crystal alergi di antaranya kertas, plastik, sabun, deterjen, obat pereda nyeri, aroma tertentu, debu, lip balm, kacang, permen lolipop, penyejuk ruangan, antibiotik, bedak, zat perekat, susu dan segala jenis produk turunannya, gluten hingga pewarna makanan (terutama merah dan biru).

Agar bisa bertahan hidup, Crystal hanya bisa makan salad segar, ayam organik dan air mineral. Tiap kali bepergian, Crsytal terpaksa mengenakan masker ke mana pun ia pergi dan harus melindungi dirinya dari paparan cahaya matahari.

Setiap keluar rumah, Jackie Lindsay harus menggunakan kostum khusus seperti peternak lebah. Sebab Jackie mengalami electromagnetic hypersensitivity (EHS) yang membuat dirinya alergi terhadap listrik.

Bahkan, wanita 50 tahun ini mengatakan penggunaan wi-fi bisa membahayakan nyawanya. Sebab, wi-fi bisa membuat dia mengalami shock anafilaksis, yang ditandai dengan penurunan tekanan darah dan penyempitan saluran pernapasan hingga tidak sadarkan diri. Untuk itu, di rumah Jackie kini sudah tidak ada lagi perangkat listrik.

"Saya hanya menggunakan lilin untuk pencahayaan dan gas untuk memasak. Saat ke luar rumah, saya harus menggunakan kostum berwarna silver untuk mendeteksi adanya medan magnet di sekeliling saya," imbuh Jackie.

(ajg/vit)

Berita Terkait