Rumah yang mayoritas penghuninya laki-laki didapati bakteri yang kerap ditemukan feses dan kulit. Sedangkan rumah yang isinya didominasi perempuan, terkandung bakteri yang umum ditemukan di vagina, yang entah bagaimana bakteri itu lantas bercampur dengan debu rumah.
Para peneliti menduga ukuran tubuh dan kebersihan menjadi alasan mengapa laki-laki cenderung 'menumpahkan' Staphylococcus, StreptococcuIs, Corynebacterium dan Dermabacter (spesies yang dikaitkan dengan keberadaannya di kulit manusia) serta Bacteroides dan Faecalibacterium yang dikaitkan dengan feses. Sementara itu jenis Lactobacillus, yang kerap dikaitkan dengan bakteri di vagina, banyak ditemukan di rumah dengan jumlah perempuan lebih banyak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Noah Fierer yang merupakan profesor ekologi dan biologi evolusioner dan terlibat dalam penelitian itu mengatakan di dalam rumah ditemukan ribuan bakteri dan jamur. Bahkan rata-rata rumah memiliki lebih dari 2.000 jenis jamur. Kesimpulan ini diperoleh setelah peneliti menganalisis sampel debu dari sekitar 1.200 rumah di seluruh Amerika Serikat. Demikian dikutip dari ABC Australia, Kamis (27/8/2015).
Jamur dalam ruangan sebagian besar berasal dari luar rumah. Karena itu lokasi geografis dari setiap rumah bisa digunakan pula untuk menjelaskan jenis jamur yang ada dalam debu rumah.
Sementara bakteri, sebagian besar diprediksi diproduksi oleh penghuni rumah. Tak cuma manusia, hewan peliharaan dan serangga bisa menyumbang keberadaan bakteri di dalam rumah. "Tubuh kita adalah sumber berbagai bakteri yang kemudian berakhir di rumah kita," kata Fierer.
Dengan demikian terbukti bahwa pakaian tidak sepenuhnya bisa mencegah tersebarnya mikroorganisme yang diproduksi oleh tubuh manusia.
Baca juga: Ini Sebabnya Mengapa Sebaiknya Seprai Dicuci Lebih Sering Secara Rutin
Beberapa mikroba yang ditemukan di dalam rumah memang dikaitkan dengan penyakit dan alergi. Akan tetapi ada juga mikroba yang tidak berbahaya. "Orang-orang tidak perlu khawatir dengan mikroba yang ada di rumah mereka. Mereka ada di sekitar kita, di kulit kita, di sekitar rumah kita, dan sebagian besar sama sekali tidak berbahaya," ujar Fierer seperti dikutip dari BBC.
Meski sebagian besar mikroba yang ada di rumah tidak berbahaya, namun menjaga kebersihan tetap harus dilakukan. Misalnya dengan membersihkan debu secara teratur, menyimpan sepatu di luar rumah, serta mengganti seprai dan gorden secara berkala.
(vit/up)











































