"Saat ibu merasa ada masalah, coba minta bantuan, jangan hanya berharap bantuan. Jangan berpikir harusnya kan suami yang begini, begini, begini, itu kan persepsi kita yang belum tentu dimiliki suami," kata terapis dan konsultan Nuzulia Rahma.
Apalagi, jika sebelum anak lahir tidak ada persepsi yang sama antara suami dan istri, maka akan sulit untuk bisa mencurigai masalah psikologis yang dialami ibu setelah melahirkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keterbukan ibu bisa dilakukan dengan menyampaikan kondisi emosi yang dialami pada suami, keluarga, atau tenaga medis. Jangan merasa baik-baik saja padahal ada masalah. Untuk membiasakan agar ibu bisa lebih terbuka, perlu adanya edukasi.
Baca juga: Studi: Risiko Depresi Pasca Melahirkan Bisa Dideteksi Lewat Tes Darah
Bagi bagi ibu ataupun keluarga, penting ditanamkan bahwa kepekaan dari lingkungan dalam mengamati perubahan ibu harus dilakukan. Dari pihak si ibu, diharapkan jangan sungkan, malu, atau takut mengutarakan masalah yang dialaminya.
"Saat ibu sudah terbuka dengan masalah yang dialaminya, keluarga juga harus respons dan memberi bantuan untuk mengatasi masalah tersebut," pesan Lia.
Jika ibu merasa masalah psikis tersebut masih bisa diatasi sendiri, menurut Lia cobalah untuk mengubah persepsi, memaafkan apa yang dialami oleh ibu sehingga perlahan ibu bisa melepaskan beban yang selama ini ia rasakan. Misalnya saja yang kerap terjadi ketika ada konflik dengan mertua yang kebetulan membuat ibu sakit hati.
"Kalau ibu belum bisa memaafkan, minimal terimalah bahwa hal itu memang bisa terjadi dan memang harus dihadapi. Belajar ikhlas memang sulit tapi kita bisa kok berusaha. Saat kita bisa menerima lalu melepaskan beban tersebut, itu sangat membantu," lanjut Lia.
Baca juga: Studi: Gejala Depresi Pasca Melahirkan Bisa Juga Dirasakan Ibu Sejak Hamil
(rdn/vit)











































