Ayah Kesulitan Berjalan Akibat Pengeroposan Tulang Belakang

Ayah Kesulitan Berjalan Akibat Pengeroposan Tulang Belakang

detikHealth
Selasa, 01 Sep 2015 14:47 WIB
Ditulis oleh:
Ayah Kesulitan Berjalan Akibat Pengeroposan Tulang Belakang
Ilustrasi: Thinkstock
Jakarta - Assalamualaikum Dok, saya punya ayah berusia 65 tahun beliau mengalami pengeroposan tulang belakang, akibatnya saraf beliau terjepit sehingga mengalami kesulitan untuk berjalan. Sejauh ini beliau telah melakukan pengobatan hampir 2 tahun. Beliau mengonsumsi obat untuk tulang yakni oscal dan osfit dan penahan nyeri provelyn 75 mg, serta suntik tulang tiap 3 bulan sekali.

Akan tetapi perkembangannya tidak terlalu baik Dok, dulu beliau hanya kesulitan berjalan sehingga masih bisa berjalan meski agak terseok-seok, duduk dan tidur seperti biasa, sekarang beliau tidak bisa berjalan sama sekali jika tidak dituntun dan susuk dengan bantuan bahkan untuk sekedar bangun dari tempat tidur harus dengan bantuan orang. Sekiranya ada solusi Dok, terimakasih sebelumnya. Wassalamualaikum.

Aisa (Wanita, 22 tahun)
aisaXXXXXX@gmail.com
Tinggi 154 cm, berat 65 kg

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jawaban

Waalaikumsalam Aisa,

Pengeroposan tulang (termasuk tulang belakang) banyak terjadi pada masyarakat lanjut usia, terutama yang asupan kalsiumnya kurang. Akibat keropos tulang tersebut, tulang belakang akan mudah kolaps (remuk), dan pada akhirnya posisi tulang belakang akan berubah dan menjepit saraf (yang sering diistilahkan sebagai saraf kejepit). Obat yang ayah Anda konsumsi sudah cukup, mencakup obat untuk rasa nyeri, serta suplemen kalsium dan vitamin D3, serta suntik tulang yang gunanya untuk mengurangi laju pengeroposan tulang.

Baca juga: Studi: Tak Cuma Wanita, Pria Juga Harus Tes Osteoporosis

Saraf yang sudah terjepit memang membutuhkan waktu lama untuk regenerasi, apalagi bila jepitannya berlangsung lama. Selain itu juga pada lansia biasanya tidak hanya satu atau dua penyakit, tetapi ada penyakit lain (komorbid) yang menyertai.Untuk membantu rehabilitasi, dapat dilakukan program terapi fisik atau fisioterapi yang dilakukan di klinik khusus, atau dilakukan di rumah.

Dr. Andri Primadhi, SpOT
Staf Divisi Foot and Ankle
Departemen Orthopaedi dan Traumatologi
FK Universitas Padjadjaran / RS Hasan Sadikin
Jl. Pasteur 38, Bandung 40161

(hrn/up)

Berita Terkait