dr Andreas Prasadja, RPSGT, pakar kesehatan tidur dari RS Mitra Kemayoran mengatakan bahwa mimpi bersifat acak dan sulit diprediksi. Namun pada kondisi tertenu memang mimpi buruk lebih mungkin terjadi.
Baca juga: Sering Curhat Bisa Kurangi Risiko Mengalami Mimpi Buruk
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu mimpi terjadi di 2 jam terakhir ketika tidur. Dalam istilah kedokteran, fase ini dikenal sebagai fase rapid eye movement (REM).
"Kalau dia tidur pada jam setelah subuh, artinya kan dia tidur dengan kondisi yang sudah sangat lelah atau sehabis begadang. Jadi ada mekanisme otomatis di otak dimana sehabis begadang, maka tidurnya akan balas dendam," ungkap dr Ade kepada detikHealth dan ditulis pada Jumat (18/9/2015).
Ketika selesai begadang, otak akan mengirimkan sinyal kepada tubuh untuk menambah waktu istirahat. Hal inilah yang membuat fase tidur terganggu. Sebabnya, fase relaksasi di awal tidur menjadi lebih pendek atau tidak terjadi sama sekali.
"Jadi masuk ke fase mimpi itu tidak akan lama seperti tidur normal, jadinya mimpinya lebih intens dan lebih banyak," pungkasnya.
Baca juga: Sering Mimpi Buruk Tandanya Gejala Gangguan Jiwa, Benarkah?
(mrs/vit)











































