Bobot Lidya Sukses Turun 21 Kg Pasca Melahirkan, Begini Aturan Dietnya

Diet Experience

Bobot Lidya Sukses Turun 21 Kg Pasca Melahirkan, Begini Aturan Dietnya

Lidya Anjaya - detikHealth
Senin, 12 Okt 2015 11:31 WIB
Bobot Lidya Sukses Turun 21 Kg Pasca Melahirkan, Begini Aturan Dietnya
Palembang - Seperti kebanyakan wanita lain, saat hamil bobot Lidya Anjaya (24) naik drastis dari 45 kg menjadi 67 kg. Namun, setelah melahirkan, Lidya berusaha menurunkan berat badannya.

Selama enam bulan, Lidya lantas rutin menjalani diet. Berhasil! bobot Lidya turun 21 kg. Nah, seperti apa aturan diet yang diterapkan Lidya? berikut penuturannya kepada detikHealth dan ditulis pada Senin (12/10/2015):

Saya menikah tahun 2012 dan positif hamil di bulan Oktober 2013. Saat hamil, berat saya naik drastis sebanyak 22 kg. Ini sangat wajar karena saat itu saya tengah berbadan dua. Banyak kerabat dan sahabat terkejut jika betemu saya pada saat itu karena tubuh saya gemuk sekali. Sangat berbeda dari bentuk tubuh sebelumnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sanak keluarga dan teman juga banyak berpendapat bahwa setelah melahirkan saya pasti akan tetap gemuk. Pada kenyataannya, memang pasca melahirkan di bulan Juli 2014, berat saya hanya turun dari 67 kg menjadi 63 kg. Saat itu, saya memang tidak diet karena saya harus menyusui. Apalagi, saya pernah membaca buku kesehatan mengenai wanita bahwa menyusui adalah obat ampuh untuk menurunkan berat badan.

Tapi, faktanya masih banyak saja saya jumpai wanita-wanita yang menyusui bayinya dan tetap gemuk. Kebetulan, saat menyusui saya bisa menghasilkan ASI yang cukup banyak sehingga saya khawatir jika menerapkan diet khusus, produksi ASI saya akan berkurang. Maka, saya pun mengakali program 'diet' saya dengan cara saya sendiri.

Tidak ada batasan jumlah makanan yang saya konsumsi. Dari jam 7 pagi sampai jam 7 malam, bahkan tidak ada pantang makan makanan berminyak.  Karena di adat orang Tionghoa, 40 hari pertama setelah melahirkan diharuskan makan ayam kampung 1 ekor per hari yang dimasak dengan vitamin penambah darah herbal Tionghoa. Nah, setelah lewat 40 hari, saya makan seperti biasa tanpa pantangan jumlah porsi nasi atau lauk di piring.

Kemudian, saya berhenti mengonsumsi yang namanya es dan makanan dingin. Selain itu, saya juga berhenti mengonsumsi makanan pedas karena bagi saya, makan yang pedas-pedas justru memicu rasa ingin menambah nasi setiap makan. Apalagi, bagi ibu menyusui juga disarankan untuk tidak terlalu banyak makan yang pedas-pedas, bukan?

Kunci menurunkan berat badan saya, mungkin ada di aturan berikut. Setiap pagi begitu berdiri dari ranjang, saya akan cari 3 gelas air putih dan meminumnya sekaligus sebelum melakukan aktivitas lainnya. Setelah itu, saya mengonsumsi 2-3 sdm oat ditambah 1 sdm gula yang diseduh dengan air hangat.

Setiap malam, saya selalu mengonsumsi buah dan tidak makan di atas jam 7 malam. Dengan rutin makan buah, kualitas ASI juga tidak berkurang. Untuk urusan olahraga, karena tuntutan pekerjaan plus mengurus bayi yang masih kecil membuat saya sangat sedikit punya waktu sehingga olahraga saya lakukan ala kadarnya saja. Di samping itu, saya selalu atur agar memiliki waktu istirahat minimal 7 jam dan maksimal 9 jam dalam sehari.

Rutin menerapkan aturan tersebut, saat bayi saya berusia enam bulan, badan saya kembali ke bentuk semula. Kini saya tidak pantang makanan apapun. Digoreng, dibakar, bersantan, dan makanan pedas saya konsumsi. Yang penting, menurut saya minimalkan konsumsi es, pastikan tidur cukup dengan kualitas tidur yang baik, setiap bangun tidur pagi selalu minum 2-3 gelas air putih, dan usahakan tidak makan malam di atas jam 7 malam. (rdn/vit)

Berita Terkait