Sering kali balita punya kebiasaan berteriak-teriak pada teman atau orang dewasa lain agar keinginannya dipenuhi atau agar mendapat perhatian. Selain karena mengimitasi perlakuan yang diterima, kebiasaan teriak-teriak ini pun bisa muncul karena mereka kurang diajak bicara.
"Anak bisa sering-sering diajak bicara dengan lemah-lembut. Agar anak merasa mereka punya orang yang menyayangi dan melindungi," ucap psikolog anak dan remaja, Efnie Indrianie, MPsi, dalam perbincangan dengan detikHealth dan ditulis pada Kamis (15/10/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Tips Psikolog Atasi Anak yang Suka Teriak-teriak
"Orang tua perlu membentuk safe and secure feeling pada anak agar tumbuh kembangnya optimal," imbuh Efnie.
Sebaliknya, jika anak jarang diajak bicara orang tuanya, maka dia akan terbiasa menghadapi segala sesuatu sendiri. Dia berusaha melindungi dirinya dan barang-barang miliknya dengan berteriak-teriak. Ketakutan-ketakutan membuatnya mengembangkan kebiasaan suka berteriak pada anak lain atau orang dewasa lain.
"Kalau orang tua berbicara dengan lemah-lembut maka anak akan mengikuti. Semakin diajak bicara akan semakin bisa diinformasikan pada anak kenapa harus bicara dengan lemah-lembut, kenapa nggak boleh teriak-teriak pada orang lain," imbuh Efnie.
Baca juga: Balita Anda Kerap 'Dibentak' Temannya? Begini Sebaiknya Orang Tua Bersikap
(vit/up)











































