Penelitian dari University of Southampton di Inggris menyimpulkan bahwa mengurangi akses ke outlet makanan cepat saji bisa memberikan manfaat bagi perkembangan anak dan kesehatan tulang jangka panjang.
Peneliti juga menemukan bahwa tinggal di lingkungan dengan makanan yang sehat, bisa dikaitkan dengan massa tulang yang lebih besar pada anak-anak. Mereka menggunakan data dari 1.107 anak-anak, yang dikumpulkan dari Southampton Woman's Survey. Tujuannya untuk mempelajari tentang faktor diet dan gaya hidup apakah memengaruhi kesehatan dari wanita dan anaknya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, para peneliti membandingkan massa jenis mineral tulang dan kadar mineral tulang pada anak saat baru lahir, dan ketika usia 4 tahun atau 6 tahun, hingga angka dari makanan-makanan supermarket, toko makanan sehat, dan makanan cepat saji di lingkungan mereka. Analisis menunjukkan semakin tinggi angkat outlet fast food di lingkungan tempat tinggal berkaitan dengan rendahnya massa jenis mineral pada tulang dan kadar mineral tulang pada anak yang baru lahir. Tetapi, tidak ada hubungan signifikan pada anak usia 4 tahun dan 6 tahun.
Sebaliknya, jika tinggal di lingkungan yang memiliki toko makanan-makanan yang sehat, seperti toko buah atau sayur-sayuran, hal ini berkaitan dengan tingginya massa jenis mineral tulang pada usia 4 dan 6 tahun.
"Penemuan ini mengatakan bahwa keterbukaan ibu dan anak-anak untuk lingkungan makanan yang lebih sehat mungkin bisa membuat perkembangan tulang anak lebih optimal, melalui pengaruhnya kepada kualitas diet dan pilihan makanan selama masa anak-anak," ujar peneliti Cyrus Coope, seorang peneliti reumatologi dan direktur dari Medical Research Council Lifecourse Epidemiology Unit di Southampton seperti dikutip dari Medical News Today pada Sabtu (17/10/2015).
Baca juga: Foto-foto ini Buktikan 'Jahatnya' Kecanduan Ponsel Bagi Tulang Belakang
(rdn/up)











































