Detikhealth pun mencoba merangkum beberapa cerita pasangan yang mungkin bisa memberi inspirasi.
Dikutip dari berbagai sumber, Selasa (20/10/2015), berikut 6 kisah pasangan suami istri unik di dunia. Mulai dari pasangan paling tinggi hingga pasangan yang benar-benar menjalani ungkapan sehidup-semati.
1. Pasangan paling tinggi
|
Foto: Barcroft USA
|
Ukuran tinggi badan Ming dan Yan mengalahkan pasutri sebelumnya yang dinobatkan sebagai pasutri tertinggi di dunia, dengan selisih tinggi hanya 4,37 cm. Ming sendiri memiliki tinggi 222 cm sedangkan sang istri, Yan memiliki tinggi 199 cm.
Ming dan Yan bertemu di olimpiade nasional di China pada tahun 2009. Saat itu, Ming menjadi pemain basket sedangkan Yan menjadi anggota pemain bola tangan. Setelah berkenalan, keduanya kemudian menikah di Beijing pada tahun 2013.
2. Pasangan diet bersama
|
Foto: Instagram
|
Seperti yang dialami pasangan Song Jin Yoo dan Shin Ji Hoo. Selama lima bulan, Jin Yoo dan Jin Hoo mulai menjalani program pembentukan tubuh. Setiap hari, mereka akan menghabiskan waktu tiga jam untuk berlatih aerobik. Kemudian, setiap dua kali seminggu, mereka akan melakukan latihan angkat beban selama 1,5 jam. Dalam lima bulan, perubahan pun mereka alami.
"Dalam waktu singkat, berat badan saya yang awalnya 83 kg dengan kadar lemak tubuh 16 persen menjadi 71 kg dengan kadar lemak 5 persen. Sedangkan istri saya, yang awalnya berbobot 71 kg dengan kadar lemak 32 persen, kini memiliki bobot 49 kg dengan kadar lemak tubuh 18 persen," tulis Jin Yoo.
3. Pasangan dengan 100 cucu
|
Foto: Leo dan Ruth Zanger
|
Sejak menikah 59 tahun lalu, Leo dan Ruth telah dikaruniai 12 anak, yang lahir antara tahun 1956-1984. Total Leo dan Ruth memiliki 53 cucu, 46 cicit dan 1 orang buyut. Jika seluruh keluarga berkumpul untuk Natal atau Thanksgiving, mereka bisa menghabiskan 22 kg daging sapi atau 10 ekor kalkun.
Ketika ditanya bagaimana rasanya memiliki 100 orang cucu dan cicit, Leo hanya tertawa. "Mungkin kami bisa membentuk kota kecil sendiri," ungkap Leo sembari tertawa.
4. Pasangan dengan 13 anak laki-laki
|
Foto: Schwandt family
|
Jay dan Kateri Schwand mengaku menjaga untuk tak mengetahui jenis kelamin anak mereka sebelum lahir sesuai tradisi keluarga. Usia dari anak Jay dan Kateri terbentang hampir dua dekade. Paling tua dimulai dari Tyler (22), kemudian Zach (19), Drew (18), Brandon (16), Tommy (13), Vinnie (12), Calvin (10), Gabe (8), Wesley (6), Charlie (5), Luke (3), dan Tucker yang masih berusia 21 bulan.
"Ada banyak keributan, banyak kekacauan, tapi juga banyak cinta," tambah Kateri.
5. Pasangan 'sehidup semati'
|
Foto: KGTV
|
Setelah menikah selama 75 tahun, pasangan ini membuktikan kekuatan cinta mereka. Hanya dalam waktu kurang dari 24 jam, pasangan berusia 96 tahun meninggal dunia secara terpisah. Pada tanggal 15 Juni 2015, Alexander meninggal di pelukan Jeannette, Tak sampai satu hari, Jeannette pun menyusul suaminya.
"Kala itu ibu mengatakan bahwa keinginan ayah sudah terpenuhi yakni bisa meninggal dalam pelukan ibu. Ibu mengatakan 'Lihat, apa yang kamu inginkan terwujud, kamu meninggal dalam pelukanku. Aku mencintaimu dan tunggu aku, aku akan segera menyusulmu," kata salah satu anak Jeanette dan Alexander, Aimee Toczko-Cushman.
6. Pasangan pengidap kanker payudara
|
Foto: Margaret Campion/ABC News
|
Mulanya, Gerard lebih dulu yang didiagnosis kanker payudara. Penyakit itu ketahuan setelah di dadanya muncul bercak seperti melepuh dan benjolan. "Itu jelas mengejutkan. Saat itu yang pertama saya pikir tidak seharusnya dia yang kena, seharusnya sayalah yang kena," kata Meg.
Namun tiga tahun kemudian, Meg yang didiagnosis kanker payudara. Kankernya disebut karsinoma duktal in situ (DCIS). Ini merupakan sel-sel kanker yang tetap terlokalisasi di dalam saluran payudara dan belum menyebar keluar. Disebut juga stadium 0. Karena belum menyebar, kanker dapat diobati dengan radiasi dan operasi.
Karena itulah Meg dan Gerard kini aktif terlibat dalam kampanye meningkatkan kesadaran kanker payudara pada laki-laki. Mereka pun berupaya melobi pemerintah untuk menjadikan pekan ketiga Oktober sebagai pekan kesadaran kanker payudara pada laki-laki.
Halaman 2 dari 7











































