"Ini bukan hal yang tidak lazim lagi, bahkan bila ada satu gigi yang keroposnya sudah parah, maka pasti ada gigi lain yang sama buruknya," ungkapnya.
Orang tuanya sendiri baru tahu anaknya mengalami masalah pada giginya ketika si anak mengeluh kesakitan dan susah tidur, susah makan atau susah bicara. "Anak biasanya baru dibawa ke klinik gara-gara orang tuanya sering terbangun tengah malam mendengar anaknya kesakitan dan tak bisa tidur," lanjut Beaumont.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun yang mengejutkan dr Beaglehole dan rekan sejawatnya adalah mereka sering menangani anak-anak berusia di bawah 18 bulan yang mengalami gigi keropos. "Ini tentu tidak lazim ketika kami harus mencabut gigi anak-anak yang bahkan masih pakai popok," katanya kepada Daily Mail Australia, Rabu (21/10/2015).
Baca juga: Tak Bisa Tenang Saat Periksa Gigi, Bocah Ini Dimasukkan ke Kantong Mayat
dr Beaglehole mengatakan penyebab utamanya adalah konsumsi minuman berpemanis buatan dan pola makan yang tinggi gula, baik di Australia maupun Selandia Baru. "Berbagai merek kola telah dikonsumsi anak-anak usia balita, bahkan salah satu tim olahraga nasional kami juga disponsori oleh mereka. Dan anak-anak pun meniru mereka, meminum soda yang mensponsori tim kesayangan mereka," jelas Dr Beaglehole.
Lagi-lagi karena orang tua tidak menyadari bahwa bukan hanya soda, jus buah, minuman berpemanis buatan atau minuman yang dilabeli bebas gula sebenarnya juga berdampak negatif pada gigi anak. Apalagi jika mulut dan gigi anak-anak tidak terjaga kesehatannya.
Di sisi lain, anak yang giginya harus dicabut di usia muda, terutama gigi bungsunya, akan mengalami perlambatan pertumbuhan. "Mereka bisa saja mengidap gangguan makan, mengganggu kemampuan bicaranya, dan juga tidurnya. Di sekolah, mereka kehilangan teman karena bau mulutnya," kata dr Beumont
Baca juga: Terlalu Dini Cabut Gigi Susu, Anak Juga Bisa Tonggos
Belum lagi jika anak-anak ini sudah harus menjalani tindakan operasi besar yang membutuhkan obat bius. Ahli gigi anak, dr Timothy Johnston melaporkan bahwa operasi gigi menjadi alasan yang paling sering ditemukan ketika pasien anak harus menggunakan obat bius.
"Mereka juga pasti trauma ketika melihat Anda meletakkan jarum suntik ke dalam mulut mereka, mereka akan menendang-nendang bahkan berteriak karenanya," tutupnya. (lll/vit)











































