Direktur Comprehensive Burn Center di Ohio State University, dr Larry Jones, mengatakan ketika seseorang alami luka bakar parah (tingkat 2 atau 3) maka metabolisme tubuhnya akan berubah. Dari respons awal tubuh terhadap shock dan sampai luka perlahan pulih metabolisme bisa meningkat sampai 180 persen.
"Singkatnya, tubuh kita masuk ke mode hiper untuk menyembuhkan luka dan akan mencari sumber nutrisi sebisanya. Jika pasien tidak mendapatkan banyak asupan nutrisi maka tubuh akan merampas nutrisi dari dirinya sendiri," tulis dr Jones untuk livescience dan dikutip pada Kamis (22/10/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika pasien luka bakar menolak untuk makan maka lama-lama ia akan kehilangan massa ototnya karena dikonsumsi tubuh. Bila otot sudah hilang maka ke depannya upaya rehabilitasi akan jadi lebih sulit.
dr Jones mengatakan itulah alasan mengapa pasien luka bakar sangat disarankan untuk segera dibantu makan. Bila makanan tak bisa masuk lewat mulut (oral) maka selang makanan akan dimasukkan langsung ke tubuh.
"Cairan makanan yang digunakan mengandung protein untuk memperbaiki tubuh menutup luka, glukosa sebagai bahan bakar, dan vitamin D yang mengatur pertumbuhan sel, serta asam lemak omega-3 untuk pengatur peradangan," papar dr Jones.
"Luka bakar memang adalah salah satu bentuk cedera yang paling sakit dan berat. Oleh karena itu kami akan terus berusaha bagaimana pasien bisa mendapat manfaat sebanyak-banyaknya dari apa yang mereka makan," pungkas dr Jones.
Baca juga: Kena Luka Bakar Hebat, Tangan Frank 'Dijahitkan' ke Perutnya (fds/vit)











































