Usia Boleh Tua, Tapi Mereka Masih Kuat Lari Lho!

Usia Boleh Tua, Tapi Mereka Masih Kuat Lari Lho!

Nurvita Indarini - detikHealth
Jumat, 23 Okt 2015 10:04 WIB
Usia Boleh Tua, Tapi Mereka Masih Kuat Lari Lho!
Foto: istimewa
Jakarta - Umurnya sudah lebih dari setengah abad, bahkan ada yang sudah hampir 100 tahun. Tapi kakek-kakek dan nenek-nenek ini masih saja semangat berlari. Usia boleh tua, tapi semangat tak boleh kalah dong dari yang lebih muda.

Berikut ini kakek-kakek dan nenek-nenek yang masih lincah dan penuh semangat mengikuti perlombaan lari, seperti dirangkum detikHealth dari berbagai sumber dan ditulis pada Jumat (23/10/2015):

1. Mimi Anderson, 52 Tahun

Foto: istimewa
Di usia 52 tahun, Mimi Anderson mengikuti program donasi dengan berlari sejauh 2.350 km keliling Afrika Selatan selama 32 hari. Ia ingin menggunakan hobinya berlari untuk mengumpulkan donasi pendidikan kesehatan tentang menstruasi pada anak-anak gadis di Afrika Selatan.

Mimi sebelumnya memang sudah sering berlari jarak jauh. Setelah sempat mengidap anoreksia selama lebih kurang 15 tahun, nenek dari dua orang cucu ini menemukan bahwa berlari adalah passion-nya dan ia ingin berbuat lebih banyak dari hobinya tersebut.

2. Ida Keeling, 99 Tahun

Foto: istimewa
Ida Keeling ikut lomba lari 100 meter dalam festival olahraga gay games di lapangan Lee Jackson di University of Akron. Banyak penonton yang menyaksikan perlombaan menyemangati Keeling yang berasal dari New York ini.

Tepuk tangan tidak berhenti sampai Keeling selesai melewati garis akhir pada posisi terakhir dengan catatan waktu 59,8 detik.

Partisipasinya dalam lomba lari bertaraf internasional ini membuat Keeling menjadi pemegang rekor dunia lari 100 meter untuk kelompok usianya. Keeling bercerita ia mulai berlari pada usia 67 tahun untuk mengatasi duka atas kehilangan kedua anak laki-lakinya yang menjadi korban pembunuhan.

3. Charles Eugster, 95 Tahun

Foto: istimewa
Di usia 95 tahun pria bernama Dr Charles Eugster memecahkan rekor kompetisi lari 200 meter dalam waktu 55,48 detik. Rekor tersebut dibuat Eugster dalam British Masters Championship dengan kategori pelari di atas 95 tahun. Padahal, diakui Eugster kegiatannya berlari baru dimulai saat ia berusia 94 tahun.

Pria kelahiran London tersebut sebelumnya juga mencatat rekor di Inggris untuk kategori lari jarak 60 meter di mana Eugster hanya membutuhkan waktu 15,32 detik untuk mencapai garis finish. Sampai saat ini, Eugster sudah mencatat lima rekor lari di Inggris dan mengumpulkan hampir 40 medali emas.

4. Hariette Thompson, 92 Tahun

Foto: istimewa
Di usia 92 tahun, Hariette berhasil menyelesaikan maraton sejauh 42 km dalam waktu 7 jam 24 menit dan 36 detik. Sejak usia 76 tahun Hariette mengaku sudah ikut lari maraton, karena dia ingin punya tubuh yang fit.

Di tahun 2014, survivor kanker ini mencatat rekor dunia untuk lomba lari maraton di kelompok usianya dengan mencatat waktu 7 jam 7 menit dan 42 detik. Selama mengikuti lomba maraton untuk galang dana, ia sudah mengumpulkan uang kurang lebih Rp 1,7 miliar. Hal ini dilakukan Thompson demi membantu pasien kanker lainnya. Apalagi, suami Thomposn juga meninggal akibat kanker saat usianya 90 tahun.

5. Dorothy McLennan, 77 Tahun

Foto: istimewa
Usianya sudah 77 tahun. Kulitnya pun sudah dihiasi keriput di mana-mana. TapiĀ  Dorothy McLennan menjadi heptathlete dan pelari cepat di usia yang tak lagi muda. Puluhan medali emas sudah didapatnya selama menjadi atlet profesional sepanjang 27 tahun terakhir.

"Orang-orang selalu terkejut ketika saya memberitahu mereka bahwa saya melakukan lompat galah dan berlari. Tapi saya tidak melihat ada hal yang sangat luar biasa tentang hal itu," ucap Dorothy.

Dorothy mengaku sangat senang melakukan aneka olahraga. Sebab dengan melakukan olahraga, dia merasa bugar dan sehat. Apalagi Dorothy bisa bepergian ke berbagai negara untuk berkompetisi. Australia, Jepang, Amerika, dan sebagian besar negara Eropa telah disambanginya. Hebat, Nek!
Halaman 2 dari 6
Di usia 52 tahun, Mimi Anderson mengikuti program donasi dengan berlari sejauh 2.350 km keliling Afrika Selatan selama 32 hari. Ia ingin menggunakan hobinya berlari untuk mengumpulkan donasi pendidikan kesehatan tentang menstruasi pada anak-anak gadis di Afrika Selatan.

Mimi sebelumnya memang sudah sering berlari jarak jauh. Setelah sempat mengidap anoreksia selama lebih kurang 15 tahun, nenek dari dua orang cucu ini menemukan bahwa berlari adalah passion-nya dan ia ingin berbuat lebih banyak dari hobinya tersebut.

Ida Keeling ikut lomba lari 100 meter dalam festival olahraga gay games di lapangan Lee Jackson di University of Akron. Banyak penonton yang menyaksikan perlombaan menyemangati Keeling yang berasal dari New York ini.

Tepuk tangan tidak berhenti sampai Keeling selesai melewati garis akhir pada posisi terakhir dengan catatan waktu 59,8 detik.

Partisipasinya dalam lomba lari bertaraf internasional ini membuat Keeling menjadi pemegang rekor dunia lari 100 meter untuk kelompok usianya. Keeling bercerita ia mulai berlari pada usia 67 tahun untuk mengatasi duka atas kehilangan kedua anak laki-lakinya yang menjadi korban pembunuhan.

Di usia 95 tahun pria bernama Dr Charles Eugster memecahkan rekor kompetisi lari 200 meter dalam waktu 55,48 detik. Rekor tersebut dibuat Eugster dalam British Masters Championship dengan kategori pelari di atas 95 tahun. Padahal, diakui Eugster kegiatannya berlari baru dimulai saat ia berusia 94 tahun.

Pria kelahiran London tersebut sebelumnya juga mencatat rekor di Inggris untuk kategori lari jarak 60 meter di mana Eugster hanya membutuhkan waktu 15,32 detik untuk mencapai garis finish. Sampai saat ini, Eugster sudah mencatat lima rekor lari di Inggris dan mengumpulkan hampir 40 medali emas.

Di usia 92 tahun, Hariette berhasil menyelesaikan maraton sejauh 42 km dalam waktu 7 jam 24 menit dan 36 detik. Sejak usia 76 tahun Hariette mengaku sudah ikut lari maraton, karena dia ingin punya tubuh yang fit.

Di tahun 2014, survivor kanker ini mencatat rekor dunia untuk lomba lari maraton di kelompok usianya dengan mencatat waktu 7 jam 7 menit dan 42 detik. Selama mengikuti lomba maraton untuk galang dana, ia sudah mengumpulkan uang kurang lebih Rp 1,7 miliar. Hal ini dilakukan Thompson demi membantu pasien kanker lainnya. Apalagi, suami Thomposn juga meninggal akibat kanker saat usianya 90 tahun.

Usianya sudah 77 tahun. Kulitnya pun sudah dihiasi keriput di mana-mana. TapiĀ  Dorothy McLennan menjadi heptathlete dan pelari cepat di usia yang tak lagi muda. Puluhan medali emas sudah didapatnya selama menjadi atlet profesional sepanjang 27 tahun terakhir.

"Orang-orang selalu terkejut ketika saya memberitahu mereka bahwa saya melakukan lompat galah dan berlari. Tapi saya tidak melihat ada hal yang sangat luar biasa tentang hal itu," ucap Dorothy.

Dorothy mengaku sangat senang melakukan aneka olahraga. Sebab dengan melakukan olahraga, dia merasa bugar dan sehat. Apalagi Dorothy bisa bepergian ke berbagai negara untuk berkompetisi. Australia, Jepang, Amerika, dan sebagian besar negara Eropa telah disambanginya. Hebat, Nek!

(vit/up)

Berita Terkait