Cara-cara tersebut dilakukan oleh Lisa tapi tanpa membuahkan hasil. Ia mengakui bagaimanapun dirinya tetap senang makan dan jarang berolahraga sehingga berat badan tak kunjung turun, malah bisa naik lebih besar ketika ia berhenti melakukan tindakan.
Saat itu lah Lisa bertemu dengan dr Ganesh Ramalingam seorang ahli bedah gastrointestinal dari Mount Elizabeth Hospital di Singapura, dan ia pun menceritakan keluhan-keluhannya. Kepada Lisa dr Ganesh mengatakan bahwa tubuhnya tak terlalu gemuk sehingga sebetulnya tak perlu ada yang dikhawatirkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Keduanya kemudian berkompromi dan sepakat untuk menjalankan prosedur endoscopic intragastric balloon atau tehnik pengecilan perut dengan bantuan balon. Cara ini dilakukan agar ruang di lambung Lisa bisa sedikit berkurang akibat terisi balon dan ia otomatis hanya jadi bisa makan sedikit.
"Saya disuntik tidur, lalu dokter memakai endoskopi memasukkan balon yang kempis ke perut saya dan kemudian mengisi balonnya dengan 500 mililiter air. Saya dibangunkan dan terasa tak ada bedanya," lanjut Lisa.
Awal-awal Lisa mengaku dirinya merasa sedikit tak nyaman karena ia menjadi cepat kenyang dan mudah merasa mual ketika makan. Namun lama-kelamaan hasilnya mulai terlihat dan Lisa bisa menurunkan berat tubuhnya 4 kilogram pada bulan pertama. Setelah enam bulan berat tubuhnya dari 60 kg sudah turun menjadi 51 kg.
Lisa menjadi tertarik dengan apa yang dikerjakan dr Ganesh dan mereka semakin dekat. Sampai pada akhirnya kini tak lama lagi Lisa dan dr Ganesh memutuskan akan menikah. (fds/vit)












































