dr Dismas A Chaspuri, SpB, dari bagian onkologi MRCCC Siloam Hospital Semanggi mengatakan memang munculnya benjolan di payudara harus diwaspadai. Apalagi jika benjolan tersebut tak menimbulkan nyeri dan terus membesar.
"Yang nggak nyeri itu yang harus diwaspadai. Karena nggak nyeri jadi jarang diperhatikan, jarang dianggap serius. Padahal kalau benjolan yang nggak nyeri itu bisa jadi tumor kanker payudara," tutur dr Dismas dalam acara Breast Cancer Day di FX Sudirman, Jl Pintu I Senayan, Jakarta, Senin (26/10/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Benjolan di payudara juga bisa disebabkan oleh tumor jinak yang disebut sebagai fibroadenoma mammae (FAM). FAM biasanya terjadi pada wanita yang sedang hamil atau menstruasi akibat berlebihnya hormon estrogen yang ada di dalam tubuh.
Baca juga: Hai Wanita, Yuk Ketahui Informasi Soal Kanker Payudara Sejak Dini
"Pada wanita yang belum menikah dan berusia di bawah 30 tahun, kemungkinan besar benjolannya ini karena FAM. Tidak berbahaya dan termasuk tumor jinak dan bisa mengecil, tapi untuk dihilangkan harus dengan operasi," ungkap dr Dismas.
Di sisi lain, tumor akibat kanker payudara biasanya juga disertai dengan gejala lain. Misalnya kulit menjadi seperti kulit jeruk dan keluarnya cairan dari puting yang mirip darah. Gejala lainnya adalah luka di daerah puting yang tidak sembuh-sembuh.
Jika memiliki tumor dan disertai gejala-gejala tersebut, ada baiknya segera memeriksakan diri ke dokter. Apalagi jika Anda wanita yang sudah berusia di atas 50 tahun dan sudah mengalami menopause, risiko kanker akan meningkat.
"Kalau memang kanker tidak usah takut. Kanker bukan vonis, masih ada penatalaksanaan yang bisa dilakukan oleh dokter. Proses pengobatan harus dilakukan sembari berjuan bersama keluarga dan teman-teman. Ibaratnya setelah hujan badai pasti ada pelangi," pungkas dr Dismas.
Baca juga: Gravitasi Vs Payudara Besar? Duo Serigala: Nyeri Punggung, Capek Banget (mrs/vit)











































