Diberi Antibiotik Tak Sesuai Aturan, Anak Lebih Berisiko Obesitas

Diberi Antibiotik Tak Sesuai Aturan, Anak Lebih Berisiko Obesitas

Sharon Natalia - detikHealth
Rabu, 04 Nov 2015 07:01 WIB
Diberi Antibiotik Tak Sesuai Aturan, Anak Lebih Berisiko Obesitas
Foto: thinkstock
Jakarta - Selama ini, antibiotik kerap dianggap sebagai obat yang paling ampuh untuk menyembuhkan berbagai macam jenis penyakit. Tapi tahukah Anda, ternyata antibiotik bisa juga berbahaya bagi tumbuh kembang anak?

Para peneliti dari John Hopkins Bloomberg School of Public Health di Baltimore menganalisis data dari hampir 164 ribu anak-anak di Amerika Serikat. Hasilnya, ditemukan bahwa sekitar 21 persen dari anak-anak itu menerima tujuh atau lebih resep antibiotik.

Hal tersebut mendukung temuan yang dipublikasikan pada 21 Oktober dalam International Journal of Obesity, bahwa mereka yang mengonsumsi antibiotik berkali-kali selama masa kanak-kanak berat badannya lebih mungkin bertambah dengan lebih cepat dibandingkan mereka yang tidak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Terlalu Banyak Obat yang Diminum Bisa Berbahaya

Pada usia 15 tahun, mereka yang mengonsumsi antibiotik tujuh kali atau lebih pada usia muda beratnya tiga pon atau sekitar 1,4 kg lebih berat. Menurut peneliti, kenaikan berat badan yang terjadi pada anak yang sering mengonsumsi antibiotik ini cenderung sering diremehkan karena kurangnya data yang lengkap.

"BMI Anda mungkin bisa selamanya berubah karena antibiotik yang Anda konsumsi semasa kecil," jelas dr Brian Schwartz, profesor di departemen ilmu kesehatan lingkungan.

"Data menunjukkan bahwa setiap kali kami memberikan antibiotik kepada anak-anak, berat badan mereka naik dengan lebih cepat dari waktu ke waktu," lanjutnya.

Dikutip dari Safe Bee, Rabu (4/11/2015), penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa penggunaan antibiotik berulang secara permanen dapat mengubah keseimbangan bakteri dalam saluran pencernaan. Hal ini dapat mengubah cara makanan dipecah dan meningkatkan jumlah kalori yang diserap, sehingga berat badan lebih besar.

"Antibiotik sistematis harus dihindari, kecuali bila terindikasi kuat. Hal yang lebih penting diingat untuk para dokter dan perawat adalah bagaimana memberikan obat yang tidak hanya dapat menyembuhkan pasien namun juga tidak akan menyakiti mereka dalam jangka panjang," simpul Schwartz menambahkan.

Namun, Schwartz tidak memungkiri bahwa ketika dokter yang telah dengan bijaksana memberikan resep antibiotik secara tepat, bisa juga terhalang niat orang tua. Maksudnya, terkadang orang tua sering menuntut dokter untuk memberikan antibiotik guna mengobati anak mereka. Bahkan, ketika antibiotik tidak begitu diperlukan, antibiotik kerap diminta dengan harapan anak mereka dapat sembuh dengan segera.

(rdn/up)

Berita Terkait