dr Atis Muehlenbachs dari Center for Disease Control (CDC) yang menangani kasus mengatakan awalnya sang pria datang ke rumah sakit (RS) setempat dengan keluhan demam, batuk-batuk, dan berat yang terus turun selama beberapa bulan. Ia sebelumnya telah didiagnosis mengidap human immunodeficiency virus (HIV) dalam 10 tahun terakhir namun tak rutin mengonsumsi obat.
Pemeriksaan CT menunjukkan ada tumor pada paru-paru dan kelenjar getah bening sang pria. Namun, ketika dilakukan biopsi muncul sel-sel yang aneh sehingga pihak RS meminta bantuan CDC.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sel tersebut ketika diperiksa memiliki sifat seperti sel kanker yang cepat berkembang dan berkelompok bersama, hanya saja bentuknya 10 kali lebih kecil daripada sel kanker manusia. Setelah dilakukan pemeriksaan DNA baru diketahui bahwa sel tersebut berasal dari cacing pita dari jenis H. nana.
"Kami sangat terkejut ketika menemukan jenis penyakit baru ini. Cacing pita yang tumbuh di tubuh seseorang bisa terkena kanker yang pada akhirnya menyebar ke orang tersebut, menyebabkan tumor," kata dr Atis seperti diberitakan Livescience dan dikutip pada Jumat (6/11/2015).
Sayang karena kondisi fisik yang lemah, sang pria meninggal dunia 72 jam setelah penyebab sakitnya diketahui.
Peneliti berkesimpulan mungkin karena HIV yang dimiliki maka cacing pita bisa tumbuh bebas di tubuh sang pria tak terkendali. Dengan pertumbuhan yang cepat, sel-sel tubuh cacing kemudian alami mutasi dan berubah menjadi kanker.
Sampai saat ini tak diketahui pengobatan apa yang bisa dilakukan untuk membantu pasien bila kasus serupa muncul. Peneliti mengatakan obat cacing mungkin tak bisa membunuh sel kanker dari cacing, namun kemungkinan besar terapi kanker untuk manusia bisa juga untuk melawan sel kanker dari si parasit.
Baca juga: Cacingan Menyerang Orang Dewasa, Produktivitas Bisa Menurun
(fds/vit)











































