dr Martin, spesialis penyakit dalam yang sempat merawat Dionisius mengatakan awalnya pria asal Makassar ini menderita morbili (sakit campak). Saat dirawat barulah ketahuan jika Dionisius juga mengalami komplikasi berupa encephalitis atau radang otak. Terkait hal ini, dr Diatri Nari Lastri, SpS(K) dari RS Cipto Mangunkusumo menerangkan, encephalitis memang bersifat fatal, tetapi pada beberapa kasus, masih bisa tertangani.
"Makanya kita harus lihat perjalanan penyakitnya dulu. Dari situ kita tahu apakah ini karena TB, bakteri atau penyebab lain," jelasnya kepada detikHealth, Kamis (12/11/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Berdampak Fatal, Radang Otak Encephalitis Butuh Penanganan Cepat
Ketika seorang pasien diketahui mengalami encephalitis, dokter hanya bisa melakukan terapi empiris sesuai dengan gejala yang terlihat. Pasien juga harus terus dipantau apakah mengalami peningkatan tekanan di dalam otak atau tidak, begitu juga dengan komplikasi lainnya, untuk memastikan apakah pasien masih bisa tertangani atau tidak.
"Kalau memang kondisinya sudah berat, ya susah buat sembuh. Peluang hidupnya kecil," imbuhnya.
Baca juga: Kisah Tragis Dokter Muda di Aru, Sakit dan Tak Tertangani karena Transportasi
Dikutip dari detiknews, meski sudah mendapatkan perawatan, kondisi Dionisius atau lebih akrab disapa Andra itu terus memburuk. Bahkan dari pemeriksaan terakhir yang dilakukan, Andra mengalami penurunan fungsi ginjal, liver, dan gangguan pernapasan.
"Bahkan untuk bicara juga sulit, dan tubuhnya sudah lemah," kata dr Martin, spesialis penyakit dalam yang sempat menangani Andra.
Situasi Andra diperburuk dengan sulitnya transportasi untuk menuju rumah sakit yang lebih baik. (lll/vit)











































