Sering Sesak Napas dan Mudah Ngos-ngosan? Waspadai Penyakit Ini

Sering Sesak Napas dan Mudah Ngos-ngosan? Waspadai Penyakit Ini

Muhamad Reza Sulaiman - detikHealth
Rabu, 18 Nov 2015 17:33 WIB
Sering Sesak Napas dan Mudah Ngos-ngosan? Waspadai Penyakit Ini
Foto: Thinkstock
Jakarta - Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) membuat saluran napas menyempit. Karena itu salah satu gejalanya adalah rasa ngos-ngosan meskipun hanya melakukan sedikit aktivitas fisik.

Sayangnya, tak semua orang tahu dirinya mengidap PPOK. Prof Faisal Yunus, SpP(K) dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RS Persahabatan mengatakan seringkali pasien PPOK mengira dirinya mengidap asma.

"Yang paling sering itu dikira mengidap asma. Karena memang gejalanya mirip yakni sesak napas dan mudah ngos-ngosan," papar Prof Yunus.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tapi setelah melakukan pengobatan asma kok nggak sembuh-sembuh, malah ada yang semakin parah. Nah ini tandanya terserang PPOK, bukan asma," tambahnya lagi, dalam temu media Hari PPOK Sedunia di RS Persahabatan, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (18/11/2015).

Prof Yunus mengatakan meskipun sama-sama menyeran saluran pernapasan, PPOK berbeda dengan asma. Pada kasus asma, saluran pernapasan yang menyempit saat terjadi serangan akan kembali seperti semula. Pasien pun dapat kembali bernapas normal.

Baca juga: Begini Akibatnya Jika Pengidap Asma Terlalu Lama Terpapar Asap

Namun pada PPOK, saluran pernapasan menyempit perlahan-lahan seiring bertambahnya umur. Saluran pernapasan juga tidak kembali normal layaknya serangan asma.

"Kalau asma begitu ada serangan, diberi obat, bisa normal kembali saluran napasnya. Sementara pada PPOK obat hanya berfungsi untuk menghambat penyempitan dan tidak bisa mengembalikan saluran napas kembali normal," jelasnya.

Jangka waktu pengobatannya pun berbeda. Pasien asma yang mampu menjaga kesehatan dan tidak mendapat serangan selama 3 bulan akan dikurangi dosis obatnya dan akhirnya menyetop obat sama sekali. Sementara PPOK merupakan penyakit kronis dan pengobatan dilakukan terus menerus.

Baca juga: Dokter Paru Sebut Angka Pengidap PPOK di Indonesia Masih Tinggi
 
Selain mudah ngos-ngosan, pasien PPOK juga biasanya memiliki gejala lain. Yang paling umum adalah dada yang menggembung seperti tong, bibir membiru dan ujung jari yang melebar.

"Dada menggembung ini karena ada udara yang terperangkap di dada akibat penyempitan dan tidak bisa keluar. Sementara bibir membiru dan pelebaran ujung jari karena kekurangan suplai oksigen," terangnya. (mrs/vit)

Berita Terkait