Ia semakin yakin jika tidak sedang hamil karena menstruasinya tidak berhenti, dan ia tidak merasakan mual atau muntah selayaknya ibu hamil pada umumnya. Namun ia mengakui berat badannya sedikit bertambah.
"Begitu diperiksa, ternyata saya akan melahirkan," kisah Emma.
Ibu muda ini pun dipindahkan ke Wishaw General Hospital dengan ambulans. Sesaat setelah persalinan, tim medis langsung menyadari kepala bayi Emma tampak lebih besar dari bayi seumurannya.
Si kecil segera dibawa ke unit neonatal. Setelah menunggu beberapa lama, Emma akhirnya diberitahu jika bayinya tak memiliki otak, melainkan hanya batang otak. Artinya otak si kecil tidak terbentuk sempurna, atau dalam istilah medis disebut dengan 'holoprosencephaly'.
Tak heran, saat Aaron lahir, ia sempat diprediksi takkan berumur panjang. "Bahkan saya diberitahu, ia mungkin hanya akan hidup tiga menit, tiga jam ataupun tiga hari saja," kenang Emma seperti dikutip dari Mirror, Sabtu (21/11/2015).
Meski begitu bayi laki-laki yang kemudian diberi nama Aaron itu menunjukkan dirinya bisa bertahan. Beberapa jam selepas dibaptis, Aaron ternyata bisa bernapas sendiri tanpa alat bantu. Dari keterangan dokter, meski hanya memiliki batang otak, organ tubuh Aaron lainnya lengkap dan bisa bekerja walaupun fungsinya terbatas.
"Ia masih bisa bernapas, melihat dan mendengar. Itu sudah keajaiban bagi kami. Bahkan hingga seminggu kemudian," kata wanita yang tinggal di Airdrie, Lanarkshire tersebut.
Aaron juga sempat dirujuk ke Yorkhill Hospital for Sick Children, Glasgow di mana cairan dalam otaknya dikeluarkan sedikit demi sedikit. Barulah delapan minggu kemudian Aaron diperbolehkan pulang kendati masih harus bolak-balik ke rumah sakit untuk check-up rutin.
Baca juga: Meski Akhirnya Meninggal, Bocah Ini Bertahan Hidup 3 Tahun Tanpa Otak
Dan momen paling mengharukan akhirnya terjadi September lalu. "Saat itu kami berada di ruang depan. Dia hanya berbaring di karpet dan saya di sebelahnya sembari bertepuk tangan, mengucapkan kata 'Mummy' berulang kali," papar Emma.
Seperti biasa, Aaron tertawa cekikikan mendengar itu. Namun respons berikutnya sama sekali tak disangka Emma, Aaron seakan menjawabnya dengan mengatakan 'Mummy'.
"Ia benar-benar meniru apa yang saya katakan. Saya sempat memandanginya beberapa saat karena shock, lalu saya menangis, ini begitu emosional," ucapnya.
Dengan keterbatasan yang dimiliki putranya, Emma sempat merasa mungkin Aaron takkan pernah berbicara seumur hidupnya. Tapi momen itu membuktikan bahwa semuanya tak terasa mustahil. Bahkan Aaron mulai belajar mengucapkan kata lain seperti 'Hello'.
Baca juga: Kaliysha, Bocah 6 Tahun yang Terlahir Tanpa Otak
Jill Yaz dari Association for Spina Bifida dan Hydrocephalus (SHINE) mengaku kagum dengan kemampuan Aaron mengingat si kecil hanya mempunyai batang otak di kepalanya, sebab batang otak tak dapat mengendalikan pola pikir dan kesadaran seseorang.
"Jadi fakta bahwa dia bisa tertawa cekikikan dan tersenyum serta mengucapkan kata-kata sederhana merupakan hal yang luar biasa. Tak ada yang bisa menjelaskan itu," jelasnya. (lll/vit)