Diungkapkan pakar kesehatan wanita, Donnica Moore, MD, celana dalam model thong bisa menjadi 'alat transportasi' yang baik untuk bakteri dari area belakang ke depan, dalam hal ini dari anus menuju ke vagina. Untuk itu, ia menyarankan jangan dulu memakai celana dalam model thong saat vagina mengalami infeksi bakteri atau jamur.
"Penyebaran bakteri seperti E.coli bisa dengan mudah terjadi dari anus ke vagina karena lebih banyak gerakan pada tali celana dalam yang tidak menetap di satu posisi saja. Apalagi, tali pada celana dalam thong cenderung lebih tipis dan kecil," tutur Moore, seperti dikutip dari Huffington Post pada Minggu (6/12/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Ya Ampun! Bertahun-tahun Pria Ini Hobi Curi Celana Dalam Wanita
Meski begitu, ia menegaskan bukan berarti wanita tidak boleh menggunakan thong. Sesekali sah-saha saja memakai thong namun carilah thong dengan jenis yang tepat dan gunakan ketika memang sedang tidak ada masalah di vagina Anda. Terutama, jika Anda merasa tidak nyaman dengan tali thong, lebih baik ganti celana dalam dengan model standar.
Selain itu, Dardik menyarankan pilihlah celana dalam dengan bahan katun supaya lebih mudah menyerap keringat. Dengan demikian, area vagina bisa memiliki kesempatan 'bernapas'. Untuk kegiatan sehari-hari, amat tidak disarankan memakai celana dalam dengan bahan sintetis atau sutra.
Pasalnya, bahan sintetis atau sutra sulit menyerap keringat sehingga dapat dipastikan area vagina menjadi lebih lembab dan akan lebih banyak kesempatan bakteri dan jamur tumbuh di area tersebut. "Namun, jika untuk momen tertentu, sesekali menggunakan celana dalam berbahan sutra tidak masalah," kata Dardik.
Baca juga: Mencuci Baju dengan Mesin Cuci Justru Picu Bakteri Berkembang Biak (rdn/up)











































