Pakai Behel untuk Gaya-gayaan Banyak Risikonya, Susah Mingkem Salah Satunya

Pakai Behel untuk Gaya-gayaan Banyak Risikonya, Susah Mingkem Salah Satunya

Radian Nyi Sukmasari - detikHealth
Senin, 14 Des 2015 14:08 WIB
Pakai Behel untuk Gaya-gayaan Banyak Risikonya, Susah Mingkem Salah Satunya
Foto: thinkstock
Jakarta - Kawat gigi atau behel umumnya digunakan untuk gigi yang mengalami malokusi atau bertemunya gigi atas dan bawah dalam keadaan tidak baik. Namun, bagaimana jika behel digunakan sebagai aksesori?

"Behel bukan akesori. Pemakaiannya bukan sekadar ngikutin tren saja, tapi behel adalah salah satu perawatan gigi," tegas drg Dwi Anie Lestari, SpOrt, pengurus Ikatan Ortodontis Indonesia (IKORTI) Komda Jaya usai Peluncuran Formula Orthodontic Series di Balai Kartini, Jakarta, Senin (14/12/2015).

Baca juga: Mau Pakai Behel Padahal Susunan Gigi Tak Bermasalah? Ini Kata Dokter 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan demikian, drg Dwi menegaskan bahwa jika susunan gigi sudah rapi dan tidak bermasalah, maka tidak perlu memakai behel. Nah, untuk menentukan apakah gigi perlu memakai behel atau tidak, maka perlu konsultasi ke dokter spesialis ortodontis.

Lantas, bagaimana jika pemasangan behel tetap dilakukan meski tak ada indikasi apa-apa?

"Kalau dia kebetulan masang behel bukan di tenaga medis yang berkompeten terus behelnya dipasang dengan pas, susunan giginya nggak berubah. Tapi kalau masangnya nggak tepat risikonya banyak. Mulut bisa jadi nggak bisa mingkem atau susunan giginya malah berantakan," tutur drg Dwi.

Belum lagi jika penggunaan behel membuat orang tersebut tidak bisa menjaga kebersihan gigi dan mulut, maka akan muncul timbunan plak. Akibatnya, terdapat risiko gigi berlubang dan masalah gigi serta gusi lainnya.

Baca juga: Awas! Pasang Kawat Gigi Tak Boleh Sembarangan, Harus dengan Ahlinya  (rdn/up)

Berita Terkait