Curhatan Kemenkes Berjuang Atur Masalah Rokok di Indonesia

Curhatan Kemenkes Berjuang Atur Masalah Rokok di Indonesia

Firdaus Anwar - detikHealth
Kamis, 17 Des 2015 17:04 WIB
Curhatan Kemenkes Berjuang Atur Masalah Rokok di Indonesia
Foto: thinkstock
Jakarta - Tren merokok di Indonesia saat ini terus meningkat dan data dari Global Youth Tobacco Survey (GYTS) Indonesia 2014 menunjukkan bahwa sebanyak 20 persen anak sekolah merokok. Data dari Survei Sosial Ekonomi 2004 bahkan menyebut terjadi peningkatan perokok tertinggi di usia 15-19 tahun sepanjang 1995-2004 sebanyak 144 persen.

Direktur Penyakit Tidak Menular, Kementerian Kesehatan, dr Lily S. Sulistyowati, MM, menyebut peningkatan jumlah perokok muda itu adalah sesuatu yang mengkhawatirkan. Rokok dikenalkan secara bombastis mulai lewat spanduk, iklan di media, sampai ke sponsor kegiatan-kegiatan remaja dan beasiswa pendidikan.

Oleh sebab itu Kementerian Kesehatan beberapa kali berusaha menerbitkan aturan-aturan yang bisa mengendalikan hal tersebut namun sering gagal ketika dirapatkan. Konflik kepentingan seringkali membuat sektor kesehatan kalah bila dibandingkan dengan sektor industri, tercermin dari terbitnya Peraturan Menteri Perindustrian no 63 tahun 2015 yang malah menargetkan peningkatan produksi rokok.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Soal Aturan Rokok, Indonesia Dinilai Ketinggalan Jauh

"Sangat berat sekali bagaimana kita mencapai tujuan masyarakat Indonesia sehat kalau kita tak didukung oleh kementerian yang lain. Kita merasa dari Kementerian Kesehatan harus jalan sendirian," kata dr Lily dalam acara diskusi media di Bakoel Koffie, Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (17/12/2015).

Hal yang sama juga diutarakan oleh Ahli kebijakan publik dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes), Kementerian Kesehatan, dr Soewarta Kosen. Menurutnya alasan meningkatkan produksi rokok demi bertambahnya cukai tak masuk akal karena sebenarnya Indonesia akan rugi lebih banyak dari beban biaya kesehatan.

"Total pengeluaran dan kerugian kita dihitung secara makro pada tahun 2013 itu 3,7 kali lebih besar dibandingkan cukai tembakau pada tahun yang sama. Ini tuh akan meningkat dan kalau begini terus bakal kaya Inggris dulu, akan bangkrut," lanjut dr Kosen.

Baca juga: Rokok Dibatasi Bakal Bikin Negara Rugi? Ah Siapa Bilang (fds/vit)

Berita Terkait