Segala hal dalam hidup ini dipelajari. Seperti ketika anak merangkak, berjalan, maupun berbicara. Karena itu setiap perkembangannya butuh stimulasi dari orang tua. Bagaimanapun irang tua adalah sarana optimalisasi kecerdasan anak.
Lalu bagaimana jika misalnya sampai usia 3 tahun, perbendaharaan kata anak masih sangat minim? Menurut dr Tri Gunadi, A.Md.OT., S.Psi dalam diskusi 'Optimalisasi Tumbuh Kembang Anak' yang digelar komunitas Tambah ASI Tambah Cinta di RS Meilia, Cibubur, Sabtu (19/12/2015), perlu diketahui yang dialami anak adalah terlambat atau kelainan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika yang terjadi adalah kelambatan, harus dievaluasi selama ini pengasuhannya seperti apa. Misalnya karena anak masih sering menggunakan empeng, maka jauhkan empeng tersebut. Atau jika anak lebih sering menonton televisi atau gadget sehingga hanya ada komunikasi satu arah, mulai sekarang jauhkan dulu anak dari TV maupun gadget.
"Jangan terima kata yang tidak jelas dari anak," saran dr Tri yang juga Direktur Klinik Yamet, klinik tumbuh kembang anak.
Jika anak menginginkan sesuatu hanya dengan menunjuk, sampaikan bahwa anak harus ucapkan apa benda yang diinginkan. Jika anak kesulitan, ambil benda tersebut, misalnya susu, lalu letakkan di sisi mulut orang tua. "Orang tuanya sambil mengatakan yang jelas 'susu'," sambung dr Tri sambil memberi contoh.
Kemudian minta anak untuk mengulang ucapan tersebut. Sehingga lama-kelamaan anak akan terbiasa untuk mengucap dan berkomunikasi.
"Juga jangan langsung kasih barang yang dia minta, kalau dia mintanya cuma nunjuk-nunjuk," imbuh dr Tri.
Jika anak mengalami kelambatan perkembangan, sebaiknya dibawa ke pakar yang berkompeten. Misalnya jika terlambat berbicara dibawa ke terapis wicara. Jika mengalami gangguan fisik dan mental agar bisa meningkatkan kemandirian dalam kehidupan sehari-hari ditangani terapis okupasi. Dan jika ada masalah perilaku dibawa ke terapis perilaku. Jika membawa anak ke klinik tumbuh kembang, pastikan pula klinik tersebut menyediakan layanan terapi yang sesuai.
Baca juga: Balita Sering Nonton Program TV Anak Berbahasa Asing, Bagus atau Tidak Ya? (vit/mrs)











































