Kisah Tim Nusantara Sehat Tangani Kasus Gawat Darurat di Hari Pertama Tugas

Mengabdi di Pulau Terluar

Kisah Tim Nusantara Sehat Tangani Kasus Gawat Darurat di Hari Pertama Tugas

Muhamad Reza Sulaiman - detikHealth
Selasa, 22 Des 2015 19:15 WIB
Kisah Tim Nusantara Sehat Tangani Kasus Gawat Darurat di Hari Pertama Tugas
Foto: Muhamad Reza Sulaiman
Namtabung - Bekerja di puskesmas, apalagi puskesmas di daerah terpencil tentu berbeda dengan bekerja di rumah sakit kota besar. Di puskesmas terpencil, pasien bisa datang sewaktu-waktu dengan masalah aneka rupa.

Rabu (16/12/2015), merupakan hari pertama tim Nusantara Sehat yang bertugas di Namtabung efektif bekerja. Di hari tersebut, ketujuh orang tim Nusantara Sehat yang terdiri dari dokter, perawat, bidan, tenaga gizi, ahli kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan dan analis laboratorium turun ke desa untuk melakukan kegiatan posyandu. Kegiatan ini dilakukan bersama dengan tenaga kesehatan dari Puskesmas Namtabung.

Kegiatan Posyandu berlangsung sejak pagi pukul 07.00 WIT hingga pukul 11.00 WIT. Setelah istirahat makan siang, kegiatan dilanjutkan di puskesmas untuk rapat evaluasi kegiatan posyandu. Pada saat rapat, datang seorang warga yang membawa anaknya dengan keluhan cedera.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Listrik Dijatah Hambat Pelayanan Puskesmas di Namtabung


"Jadi daerah sekitar lututnya sobek karena jatuh dari sepeda. Ini termasuk kasus gawat karena sifatnya mengancam nyawa tapi tidak memerlukan penanganan segera," tutur perawat Yerry Pristiwandono dari Nusantara Sehat kepada detikHealth.

Tindakan pertolongan pun segera dilakukan. Luka sobek ditutup dengan pertimbangan tidak bisa dilakukan tindakan jahit segera. Pasien lalu pulang dengan luka yang ditutup perban dan dibekali pereda nyeri.

Sekitar pukul 14.00 WIT rapat evaluasi selesai dan petugas Puskesmas pulang ke rumah masing-masing. Tim Nusantara Sehat pun kembali ke rumah dinas dan sibuk dengan kegiatan pribadi seperti beres-beres, cuci baju hingga istirahat. Namun kondisi santai ini tidak bertahan lama.

Yerry menuturkan sekitar pukul 17.15 WIT, seorang pria dan wanita terlihat mendatangi rumah dinas Nusantara Sehat. Sang pria menggendong anak kecil yang tampak lemah dan meringis kesakitan. Ternyata, anak bernama Valen ini tersengat ubur-ubur ketika sedang berenang di laut.

"Tolong Ibu Dokter, anak ini kena ubur-ubur. Badannya panas, katanya terasa perih dan gatal-gatal," ungkap sang ayah yang belakangan diketahui bernama Matrutty.

Dengan sigap, Yerry dan dr Nina Ainil Mardiayah membopong bocah tersebut ke Puskesmas dan melakukan pertolongan pertama. Luka sengatan ubur-ubur yang terasa gatal dan perih dibasuh dan dikompres dengan larutan NaCl 0,9 persen. Sekilas, luka sengatan ubur-ubur ini mirip dengan luka bakar.

Karena itu penanganan untuk bagian luar pun menggunakan salep untuk mengurangi rasa gatal, bentol dan peradangan di kulit. Pasien juga disuntik untuk mencegah peradangan bagian dalam tubuh dan menangkal penyebaran racun sengatan ubur-ubur di dalam darah.

"Sebelumnya pernah ada kasus anak tersengat ubur-ubur juga, langsung meninggal. Tapi ini kebetulan pasien tidak tersengat di pusar, di paha dan dekat selangkangannya saja jadi tubuhnya belum shock. Untung saja ditangani dengan cepat," ungkap dr Feby Diana, dokter tetap di Puskesmas Namtabung.

Baca juga: Tantangan Tim Nusantara Sehat ke Puskesmas Namtabung: Kapalnya Jarang

Baik Yerry maupun dr Nina mengaku sedikit kaget dengan kejadian ini. Sebab mereka mendapat dua kasus gawat darurat di hari pertama bertugas. Meski begitu, mereka mengaku siap dan sudah mengira akan seperti ini jika bertugas di pedalaman.

"Sedikit kaget aja tapi sudah diantisipasi. Pada saat pembekalan sudah diberi tahu kalau pasti nanti ada yang seperti ini, pasien datang malam-malam dengan kasus gawat. Yang penting kita tetap semangatlah," ucap dr Nina.

(mrs/vit)

Berita Terkait