Setidaknya saat ini sudah ada 12 orang yang mengikuti bed rest study di Envilab dan mereka tak diperbolehkan untuk bangun atau bahkan duduk tegak. Semua dilakukan dalam posisi rebah di kasur khusus mulai dari makan, buang air, hingga mandi.
Reporter BBC Richard Hollingham yang melakukan kunjungan ke laboratorium mengatakan semua hal itu dilakukan untuk mempelajari dampak fisik dan psikologis luar angkasa terhadap manusia. Posisi rebah dipakai untuk menstimulasi efek jangka panjang berada di luar pengaruh gravitasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rebah di kasur selama 24 jam untuk 60 hari tak segampang atau semenyenangkan yang seperti Anda bayangkan. Kasurnya bukan kasur mewah dengan bantal empuk, peserta harus rebahan di kasur rumah sakit dengan posisi kepala sedikit terangkat menghadap ubin. CCTV dipakai untuk memonitor bila mereka mencoba berdiri," ungkap Richard seperti dikutip dari BBC pada Senin (28/12/2015).
Hasil studi ini nantinya diharapkan bisa dipakai tak hanya untuk para astronot saja tapi juga para pasien yang harus dirawat lama di rumah sakit. Riset luar angkasa serupa yang sebelumnya juga telah terbukti bermanfaat untuk orang yang mengalami sakit tulang osteoporosis.
Di masa yang akan datang perjalanan jauh di luar angkasa seperti ke mars yang memakan waktu 18 bulan mungkin tak lagi menjadi khayalan belaka. Oleh sebab itu peneliti ingin mengerti lebih baik kira-kira masalah apa yang akan dihadapi manusia.
"Tinggal di luar angkasa selama beberapa hari buruk untuk kesehatan Anda. Otot dan tulang akan melemah, cairan tubuh mengumpul di kepala, dan bahkan sistem imun dan penglihatan juga bisa terpengaruh," pungkas Richard.
Baca juga: 5 Tanda Bahwa Tidur Semalam Masih Kurang (fds/up)











































