Teknologi Kadang Bikin Stres, Menyepi di Pedesaan pun Jadi Pilihan

Teknologi Kadang Bikin Stres, Menyepi di Pedesaan pun Jadi Pilihan

Rahma Lillahi Sativa - detikHealth
Rabu, 30 Des 2015 09:15 WIB
Teknologi Kadang Bikin Stres, Menyepi di Pedesaan pun Jadi Pilihan
ilustrasi pedesaan (Foto: Faela Shafa)
Jakarta - Teknologi memudahkan kita untuk melakukan berbagai hal. Tetapi di balik kemudahan ini kadang dapat memicu ketergantungan. Belakangan mulai banyak orang yang menyadarinya dan berusaha untuk meluangkan waktu menjauh dari teknologi.

Seperti halnya yang terjadi di Australia. Perusahaan penyedia jasa penyewaan rumah di sana mengaku makin banyak konsumen yang ingin menyewa rumah di pedesaan atau pinggiran kota agar bisa menjauh dari teknologi.

Tren yang sama juga terlihat pada pemilik rumah di pedesaan atau pinggiran kota yang beramai-ramai menawarkan properti miliknya untuk ditinggali sementara waktu. Apalagi kalau bukan karena besarnya keuntungan yang didapat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anton Stanish dari situs Stayz.com.au melihat jumlah pemilik rumah di pedesaan yang menyewakan propertinya meningkat sebanyak 10 persen dalam beberapa bulan terakhir. "Banyak juga yang menawarkan rumah di dekat pantai, di sana kebetulan sinyal ponsel tidak begitu bagus, dan hal ini malah menjadi nilai jualnya," papar Anton.

Baca juga: Detoks Digital Dibutuhkan Saat Anak Mulai Kecanduan Teknologi

Namun tak hanya rumah. Adalah Karel Segers, salah satu pekerja dari Sydney yang baru-baru ini menghabiskan waktunya untuk bermeditasi di New South Wales Blue Mountains.

Rupanya Karel menyadari bahwa ketergantungannya pada perangkat digital telah berpengaruh pada hidupnya. " Tiap bangun tidur, saya langsung mengecek email dan Facebook. Lama-lama ini membuat Anda gelisah dan Anda sulit berinteraksi dengan orang lain," paparnya.  
 
Di tempat Karel bermeditasi, tiap pengunjung akan menghabiskan waktu selama 10 hari tanpa teknologi, bahkan tidak diperkenankan mengobrol tentang pekerjaan dengan pengunjung lainnya.

Patrick Given-Wilson, sang pengelola mengatakan usahanya dimulai sejak tahun 1980-an, namun tidak banyak yang tahu tentang tempat itu. Kalaupun ada pengunjung, rata-rata dari mereka datang dengan membawa tenda sendiri-sendiri.

Pengunjungnya pun paling-paling hanya mahasiswa dan petualang atau backpacker. "Saat itu mungkin dianggap aneh, tetapi sekarang pengacara, dokter, pebisnis, semuanya mengantri, dan kami selalu penuh," paparnya.
 
Baca juga: 5 Tanda Anak Mulai Kecanduan Teknologi
 
Meningkatnya kecenderungan orang Australia untuk menjauh dari teknologi dinilai wajar oleh psikolog Jocelyn Brewer. Menurutnya, ketika seseorang menggunakan teknologi secara berlebihan, maka akan memicu 'fear of missing out (FOMO)' atau perasaan takut tertinggal informasi.

"Kalau semua hal terjadi sekaligus, yang ada otak kita akan seperti 'terbakar'," tambahnya. Menurut psikolog, perasaan ini tak akan muncul bila teknologi dimanfaatkan seperlunya saja. (lll/vit)

Berita Terkait