Namun meski jam tidur sudah lebih panjang, sebagian orang malah mengaku makin ngantukan dan cenderung mudah lelah di hari libur. Ada apa gerangan?
Psikolog tidur dari Sleep Health Foundation, Australia, Prof Dorothy Bruck menjelaskan bila kelelahan ini terjadi di hari-hari pertama libur, maka tubuh masih berada dalam tahap penyesuaian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yang dikhawatirkan Prof Bruck adalah, karena terbiasa dengan pola tidur di hari kerja, tubuh lama-lama akan lupa rasanya tidur ideal.
"Jika dalam beberapa waktu saja Anda tak bisa tidur nyenyak, lama-lama Anda akan lupa rasanya," simpul Prof Bruck seperti dikutip dari ABC Australia, Senin (11/1/2016).
Ini terbukti ketika seseorang diberi waktu longgar untuk tidur, durasinya memanjang dengan sendirinya. Prof Bruck menghitung rata-rata durasi tidur orang dewasa sebenarnya adalah 7,2 atau 7,3 jam. Tetapi bila seseorang dibiarkan tidur selama mungkin, rata-rata durasi tidur mereka akan mencapai 8,25 jam.
Baca juga: 5 Alasan Tidur Kelamaan Tidak Lebih Baik dari Kurang Tidur
Dengan kata lain, hari libur benar-benar menjadi pengingat bahwa seseorang sebenarnya kurang tidur. "Padahal tidur sama pentingnya dengan makanan sehat dan juga olahraga, jadi saya kira orang-orang perlu memberi prioritas untuk tidur," sarannya.
Kecuali, lanjut Prof Bruck, jika rasa lelah itu muncul terus-menerus meski pola tidur sudah diperbaiki. Menurutnya, itu adalah tanda-tanda adanya masalah psikologis, misal karena stres yang dipicu pekerjaan, kemudian mempengaruhi kualitas tidur.
Lantas hal apa saja yang ditengarai dapat membuat seseorang terus merasa lelah meski tengah liburan? Prof Bruck mengatakan ada tiga hal yang umumnya berada di balik hal ini, yaitu alkohol, gangguan cerna, serta tidur siang terlalu lama.
Baca juga: Saran Dokter Agar Tidak 'Tepar' Saat Libur Panjang
(lll/up)











































