"Sebagai ibunya saya cukup tahu keadaan putri saya. Kalau dia mulai demam, saya lebih mengandalkan skin to skin contact. Ya sudah satu daster dipakai berdua," kata Gina dalam perbincangan dengan detikHealth beberapa waktu lalu.
Sejauh ini upaya tersebut cukup berhasil. Setelah telaten melakukan skin to skin contact, biasanya demam si kecil akan turun. Gina melakukan upaya ini bergantian dengan suami.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Gina akan memijat lembut tubuh bayinya menggunakan balsam khusus bayi. Selain itu di pahi hari, Gina akan menjemur bayinya. Umumnya cara rumahan ini efektif mengatasi demam yang disertai batuk dan pilek.
Baca juga: Kalau Demamnya Seperti Ini, Baiknya Segera Ajak si Kecil ke RS
Apakah itu artinya Gina tidak pernah membawa anaknya ke dokter? "Ke dokter iya, untuk konsultasi saja. Alhamdulillah sejauh ini kalau anak saya panas karena virus influenza, sehingga menurut saya itu nggak butuh obat," sambung Gina sembari menambahkan jika ada hal-hal yang mencurigakan dan membuat khawatir tentu dokter adalah orang pertama yang harus ditemui.
Terkait skin to skin contact, dr Meta Hanindita, SpA dari RS Dr Soetomo Surabaya mengatakan memang ada beberapa penelitian yang menunjukkan manfaat skin to skin contact. Ini utamanya pada bayi lahir dengan memberikan inisiasi menyusu dini (IMD).
"Bisa menstabilisasi detak jantung bayi, suhu tubuh bayi, pola pernapasan, saturasi oksigen bayi, mengurangi rewel, lebih menyukseskan proses menyusui, dan lain-lain," papar dr Meta saat dihubungi dalam kesempatan terpisah.
Selain itu, skin to skin contact juga meningkatkan bonding anak dan orangtua. Skin to skin juga akan
membuat anak merasa aman dan nyaman.
Namun soal skin to skin contact yang bisa mengurangi panas atau demam, dr Meta mengaku belum pernah membaca penelitiannya, terutama untuk balita. "Kalau infant sih banyak ya. Tapi logikanya begini. Saat anak panas, secara otomatis, suhu panas dari tubuh si kecil akan 'mencari' permukaan lain yang lebih dingin, yakni kulit ayah atau ibunya," jelas ibu satu puteri ini.
Baca juga: Bisakah Demam yang Tinggi 'Memanggang' Otak Bayi?
"Setelah panasnya terserap oleh orang tua, demamnya akan berangsur-angsung menghilang. Permukaan kulit ayah atau ibu yang jauh lebih luas daripada anak akan mampu menyalurkan suhu panas ini ke seluruh tubuh sehingga ayah atau ibu tidak ikut demam juga," tambah dr Meta.
Namun demikian, dr Meta menyarankan ada beberapa kondisi demam pada anak yang membutuhkan campur-tangan medis, sehingga tidak hanya cukup skin to skin contact, yakni:
1. Bayi di bawah 3 bulan dengan suhu badan di atas 38 derajat Celcius
2. Demam berlangsung lebih dari 3 hari tanpa sebab yang jelas
3. Demam di atas 39 derajat Celsius
4. Demam pada anak yang mempunyai kondisi medis 'immune compromised'. (vit/up)











































