Dari 765 pasangan yang mencoba punya anak kembali dalam waktu tiga bulan setelah keguguran, 77 persennya berhasilkan melahirkan bayi. Sementara itu dibandingkan dengan 233 pasangan yang menunggu lebih dari tiga bulan, hanya 23 persennya yang berhasil punya anak.
Namun studi dikatakan peneliti senior Enrique Schisterman dari Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child Health and Human Development (NICHD) tak bisa membuktikan bahwa segera mencoba punya anak lagi akan berujung pada bayi 9 bulan kemudian. Studi hanya menunjukkan bahwa kemungkinan itu lebih besar dan wanita bisa tak perlu memerhatikan kepercayaan tradisional yang menyebut harus 'menunggu' dahulu setelah keguguran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk wanita yang alami keguguran tanpa komplikasi, data kami menunjukkan bahwa tak ada dasarnya untuk menunda mencoba lagi kehamilan," kata Schisterman seperti dikutip dari Reuters pada Kamis (14/1/2016).
dr William Hurd dari Duke University School of Medicine memberi catatan pada studi bahwa meski kemungkinan mungkin lebih besar tapi bisa ada risiko bila jarak kehamilan terlalu pendek. Studi sebelumnya mengungkap bahwa komplikasi seperti tekanan darah tinggi, ketuban pecah dini, berat lahir rendah, dan prematur lebih berisiko ketika kehamilan terlalu dekat setelah keguguran.
Selain masalah fisik, kondisi mental juga mungkin perlu disiapkan lagi oleh pasangan.
"Setelah setiap kejadian keguguran, terutama keguguran berulang, kebanyakan dokter akan merekomendasikan wanita dan suaminya siap secara emosi terlebih dahulu untuk menghadapi kemungkinan terjadi keguguran lagi," kata dr Hurd.
Baca juga: Keguguran Tak Disadari Bisa Dikira Menstruasi Berkepanjangan
(fds/vit)











































