Seperti penuturan dr Meta Hanindita SpA dari RSUD Dr Soetomo Surabaya, di usia sekitar 2,5 tahun sampai 6 tahun, anak menyentuh alat kelaminnya merupakan hal yang wajar. Hal ini sesuai dengan perkembangan psikoseksualnya di mana anak sedang dalam fase falik.
Fase falik merupakan fase di mana si anak mulai merasakan sensasi seksual di kelaminnya pertama kali. Fase ini tidak hanya dialami oleh anak laki-laki, tetapi juga juga anak perempuan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Mengenalkan Pendidikan Seks pada Anak, Bagaimana Caranya?
Sementara itu, psikolog anak dan remaja Ratih Zulhaqqi mengungkapkan jika di usia dua tahun anak sudah memasuki kategori usia eksplorasi alat genital. Biasanya, anak-anak akan memegang alat kelamin dan ketika menemukan sensasi dari perabaan tersebut, maka mereka akan mengulanginya.
Menurut Ratih, hal yang perlu dilakukan orang tua adalah mengalihkan aktivitas tersebut dan tidak secara langsung menegur apa yang dilakukan anak. Selain itu, pengertian dan pemahaman menurut Ratih bisa dilakukan dengan memberi pendidikan seksual yang sesuai dengan usia anak.
"Bisa melalui gambar atau cerita yang menceritakan tentang hal-hal yang tidak boleh dilakukan disertai akibatnya," kata Ratih. Lalu, ketika anak 'hobi' menggesek-gesekkan alat kelaminnya, apakah bisa disebut sebagai masturbasi?
"Kebiasaan seperti itu kemungkinan bisa disebut sebagai masturbasi pada anak jika dilakukan secara berulang dan ia menikmati sehingga ingin selalu melakukannya," tutur pemilik akun twitter @ratihyepe ini.
Baca juga: Kulit Penis Anak Terjepit Retsleting? Begini Cara Menanganinya (rdn/up)











































